ERDHIKA MORNING IDEA 06 APRIL 2021
View PDF
06 Apr 2021

Wall Street Cetak Rekor, Kapan IHSG?


Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah ke level 5970. Ditransaksikan dengan volume yang relatif sepi jika dibandingkan dengan rata-rata volume 5 hari pedagangan. Indeks dibebani oleh sektorProperty (-1,499%), Finance (-0,944%), Consumer (-0,829%), Mining (-0,704%), Infrastructure (-0,639%), Manufacture (-0,468%), Basic Industry (-0,227%), Agriculture (-0,196%), Trade (-0,123%),kendati di topang oleh sektor Miscellaneous Industry (0,081%) yang mengalami penguatan walaupun tidak begitu signifikan.Indeks pada hari ini diperkirakan akan bergerak konsolidasi pada range pergerakan 5930 - 6000 Investor perlu mencermati data ekonomi yang akan rilis hai ini yaitu data dari China Caixin Service dan Composite PMI pada bulan Maret dan data dari Euro Area mengenai tingkat pengangguran pada bulan Februari. Beberapa faktor yang memicu penurunan IHSG ini antara lain, pertama karena adanya kenaikan dari yield obligasi AS yang mana hal tersebut menandakan bahwa harga obligasi sedang terjadi penurunan sehingga yield obligasi mengalami kenaikan. Mengapa demikian? Hal tersebut terjadi karena adanya optimisme investor mengenai pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat seiring dengan bertambahnya stimulus yang diberikan oleh pemerintah sebagai langkah dari penanganan dari dampak covid-19. Sehingga investor lebih berani untuk menaruh dananya di aset berisiko seperti saham, faktor tersebut yang memicu terjadinya outflow dari pasar saham Indonesia. Selain terhadap indeks pengaruh outflow ini juga terasa di nilai mata uang rupiah terhadap dollar yang mengalami penurunan. Kedua, faktor yang memicu penurunan IHSG yakni adanya fokus para pelaku pasar mengenai stimulus belanja infrastruktur pemerintah Amerika Serikat senilai US$ 2 T diperkirakan akan disetujui oleh kongres dengan meningkatnya output perekonomian AS sebesar 0.5% hingga 1%. Lalu sentimen lainnya yang mempengaruhi pergerakan IHSG juga datang dari Joe Bidden mengenai rencananya untuk menaikkan pajak untuk beberapa perusahaan Amerika Serikat senilai 28% dari sebelumnya 21%. Sedangkan untuk dalam negeri sendiri minim sekali sentimen untuk mendorong pergerakan IHSG kembali ke zona hijau, pada minggu ini jika kita lihat pada kalender ekonomi untuk Indonesia data yang akan rilis hanya dari cadangan devisa dan penjualan ritel dibulan Maret, yang mana jika kita lihat dari angka inflasi yang mengalami penurunan tipis dan PMI Manufacturing kemarin yang mengalami ekspansi cenderung menguat maka untuk penjualan ritel diperkirakan mengalami penguatan namun tidak signifikan karena secara umum masyarakat masih cenderung belum melakukan spendingnya secara normal yang terlihat dari masih rendahnya angka inflasi pada bulan maret jika kita bandingkan dengan periode yang sama dalam kondisi normal sebelum adanya covid-19. Secara teknikal, Indeks pada perdagangan kemarin ditutup melemah ke level 5970 terjadi konsolidasi ditransaksikan dengan transaksi yang relatif ramai, asing melakukan aksi jual masif pada pasar setelah pre clossing terjadi. Indeks nampak masih menguji level support lower band 5950. Apabila lowerband ini tertembus, ada tendensi bagi pergerakan pelemahan IHSG terjadi kendati saat ini indeks sudah berada pada fase jenuh juah, terdapat sinyal jual pada indikator stochastic. Indekspada hari ini diperkirakan masih akan bergerak konsolidasi pada range pergerakan 5930 - 6000. Saham - saham yang dapat dicermati pada pergerakan hari ini meliputi: ITMG, BJBR, ASSA, LPPF, KRAS.





PT. Erdikha Elit Sekuritas | Member of Indonesia Stock Exchange
Gedung Sucaco lt.3 Jalan Kebon Sirih kav.71

Jakarta Pusat 10340, Indonesia

Website : www.erdikha.com