Daily Analytics - September 27, 2022
View PDF
27 Sep 2022

MACRO WRAP

APBN Agustus 2022 Surplus Rp 107,4 Triliun

MenKeu Sri Mulyani Indrawati menyatakan, APBN mengalami surplus sebesar Rp 107,4 triliun pada Agustus 2022. Lebih tinggi dari realisasi surplus APBN Juli 2022 yang sebesar Rp 106,1 triliun. surplus APBN di Agustus 2022 tersebut setara dengan 0,58 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. APBN surplus tersebut ditopang oleh pendapatan negara yang tumbuh signfikan dibandingkan belanja negara. Pendapatan negara hingga Agustus 2022 tercatat sebesar Rp 1.764,4 triliun atau tumbuh 49,8% YoY, sementara belanja negara mencapai Rp1.657 triliun atau tumbuh 6,2% YoY. (Kompas.com)

Ditjen Bea Cukai Kantongi Rp 6,4 Miliar dari Sanksi Devisa Hasil Ekspor Setelah diberlakukannya kembali sanksi bagi eksportir yang tidak memberikan Devisa Hasil Ekspor (DHE) sumber daya alam (SDA) maupun non SDA di perbankan dalam negeri pasca relaksasi karena pandemi, BI dan Dirjen Bea dan Cukai telah menerima Rp 4,5 miliar melalui tahap pertama dan Rp 1,9 miliar pada tahap kedua.


MARKET WRAP

DJIA (-1.11%), S&P500 (-1.03%), Stoxx600 (-0.42%), DAX (-0.46%)

Bursa AS Senin (26/9) ditutup melemah karena kekuatiran tetap agresifnya kenaikan suku bunga The Fed tetap membayangi pelaku pasar. Nilai tukar GBP/USD terdepresiasi terendah sepanjang masa sejalan dengan rencana fiskal ekspansif. Pemerintah dinilai berpotensi mengancam keuangan negara, di antaranya pemotongan pajak, insentif investasi dengan penarikan besar hutang pemerintah. BOE menyebutkan pihaknya tidak ragu untuk mengubah arah suku bunga acuan dan terus memantau dinamika pasar. Alhasil, sebagian besar bursa Eropa berakhir di zona merah. Pemilu di Italia turut menjadi perhatian. Harga minyak Brent pengiriman November turun 2,1% ke USD 84,32 per barel, sedangkan WTI turun 2,3% ke USD 76,97 per barel akibat meningkatnya ketakutan resesi dan penguatan USD.

Pada akhir perdagangan hari Senin (26/9), IHSG ditutup melemah pada level 7,127.5 (-0.71%) Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, langkah BI dan pemerintah dalam memberlakukan kembali sanksi DHE diharapkan dapat mendorong DHE masuk ke Indonesia dan memperkuat cadangan devisa. (Kontan.co.id)


INDUSTRY & SECTOR

Solar B40 Ditargetkan Uji Jalan Kelar Akhir Tahun

Kementerian ESDM mentargetkan uji jalan road test pencampuran BBN ke dalam Solar sebesar 40% (B40) yang saat ini sedang berjalan dapat diselesaikan pada Desember 2022 mendatang. Direktur Bioenergi Dirjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) menjelaskan, uji jalan ini untuk menghasilkan rekomendasi teknis kebijakan implementasi B40. Indonesia saat ini masih merupakan negara yang paling maju dalam menerapkan pencampuran BBN jenis Biodiesel. Dengan rencana implementasi B40, Indonesia menjadi yang terdepan dalam pemanfaatan BBN jenis Biodiesel. (Cnbcindonesia.com)

Industri Kecil Menengah Otomotif Diundang ke Korea Selatan

Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO) akan bertemu dengan 120 calon investor asal Korea Selatan di Busan pada tanggal 17-22 Oktober 2022. Pertemuan ini difasilitasi oleh pemerintah Korea Selatan. Ketua Umum PIKKO Rosalina Faried mengatakan, pihaknya dan IKM siap mendorong elektrifikasi yang saat ini sedang digencarkan pemerintah Indonesia. Selain itu, pihaknya menilai untuk komponen yang berada pada EV hanya berbeda pada mesin, sedangkan komponen lainnya tetap sama. Sehingga IKM masih bisa berkompetisi dalam menyediakan komponen untuk mobil listrik. (Bisnis.com)


STOCK NEWS

BFIN (-1.72%) Kantongi Kredit Sindikasi Rp1,6 T

PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFIN) dan PT Bank DKI melakukan penandatanganan perjanjian kredit sindikasi senilai Rp1,6 triliun pada hari ini. Bank DKI ditunjuk sebagai Mandated Lead Arranger sekaligus sebagai Agen Fasilitas, Agen Jaminan dan Agen Escrow bersama dengan tiga Bank Pembangunan Daerah (BPD) lainnya yakni Bank Jatim, Bank Papua, dan Bank Kalsel. Dengan total penyaluran kredit sebesar Rp1,6 triliun, secara rinci Bank DKI menyalurkan porsi Rp500 miliar, Bank Jatim dan Bank Papua masing-masing Rp400 miliar serta Bank Kalsel Rp300 miliar. (emitennews.com)

PPRO (-1.96%) Sebut Telah Lunasi Surat Hutang Jatuh Tempo Capai Rp2,5 T

PT PP Properti Tbk (PPRO) anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk (PTPP) sampai dengan saat ini telah melunasi pembayaran atas hutang jatuh tempo di tahun 2022 dengan nilai sekitar Rp 2,5 triliun yang terdiri dari Obligasi, MTN, dan Perbankan. Instrumen Hutang dalam bentuk Obligasi dan MTN yang telah dilunasi terdiri dari Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap II Tahun 2021 senilai Rp 300 miliar yang jatuh tempo pada 15 Februari 2022, Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap II Tahun 2019 senilai Rp 800 miliar yang jatuh tempo pada 22 Februari 2022 lalu, Obligasi Berkelanjutan I PP Properti Tahap III Tahun 2019 senilai Rp 534,5 miliar yang jatuh tempo pada 19 Juli 2022, kemudian terdapat juga Obligasi Berkelanjutan II PP Properti Tahap III Tahun 2021 senilai Rp 177 miliar yang jatuh tempo pada 12 September 2022 kemarin. Selain itu, surat hutang jangka menengah (MTN) juga telah dibayar oleh PPRO sebesar Rp 120 miliar yang jatuh tempo pada 30 Juli 2022. (emitennews.com)

ADMF (-0.29%) Siapkan Dana Rp703 M Buat Lunasi Obligasi Jatuh Tempo

PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. (ADMF) menyatakan telah menyiapkan dana dalam rangka melunasi Pokok Obligasi Berkelanjutan IV tahap VI tahun 2019 seri B yang akan jatuh tempo pada tanggal 3 Oktober 2022. Andreas Kurniawan Head of Corporate Secretary Regulatory ADMF dalam keterangan resmi Senin menyampaikan bahwa perseroan telah menyediakan dana untuk pembayaran pokok obligasi sebesar Rp703 miliar dan bunga yang diperkirakan sebesar Rp13,7 miliar. Andreas manambahkan pembayaran pokok Obligasi tersebut menggunakan kas internal dan tidak memiliki dampak signifikan karena Perusahaan telah menyediakan dana untuk kebutuhan tersebut, dimana hingga tanggal 30 Juni 2022 posisi kas dan setara kas Perusahaan sebesar Rp2 triliun. (emitennews.com)

BBRI (+1.34%) Lakukan Buyback Saham

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) tengah melakukan aksi korporasi buyback saham. BRI telah mendapatkan persetujuan pemegang saham untuk melaksanakan buyback saham senilai Rp3 triliun. Prosesnya dilaksanakan dalam kurun waktu 18 bulan sejak disetujuinya aksi korporasi tersebut atau pada rentang waktu 1 Maret 2022 hingga 31 Agustus 2023. Tujuan buyback saham oleh BRI tersebut adalah untuk meningkatkan sense of ownership pekerja BRI atau Insan BRILian terhadap perseroan. Direktur Keuangan BRI Viviana Dyah Ayu menjelaskan melalui program tersebut BRI akan memberikan insentif non cash untuk lebih meningkatkan motivasi pekerja yang pada akhirnya meningkatkan kinerja perusahaan secara sustain. (emitennews.com)