PHINTAS DAILY REPORT, 23 Januari 2023
View PDF
23 Jan 2024

Global Market Review

Indeks-indeks Wall Street lanjutkan penguatan di Senin (22/1). Pasar mengantisipasi hasil pertemuan the Fed (FOMC) di pekan depan (1/1). Sebelum itu, data pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS dijadwalkan rilis pada pekan ini. Pasar memiliki ekspektasi bahwa kedua data tersebut dapat mengembalikan peluang pemangkasan sukubunga acuan di FOMC Maret 2024. Sebagai informasi, CME FedWatch Tools mencatat penurunan peluang pemangkasan sukubunga acuan the Fed pada FOMC Maret 2024 ke kisaran 40% dari posisi awal pekan ini di kisaran 80%. 

Sebelumnya, mayoritas indeks di Eropa juga ditutup menguat (22/1). Penguatan kembali ditopang oleh kenaikan harga saham-saham teknologi. Pekan ini (25/1), European Central Bank (ECB) dijadwalkan menyampaikan keputusan sukubunga acuannya. Pelaku pasar berharap terdapat petunjuk mengenai peluang pemangkasan sukubunga acuan di 2024.

Data-data ekonomi cukup padat pada pekan ini. Di AS, data pertumbuhan ekonomi dan inflasi produsen dijadwalkan rilis tengah pekan ini. Sementara di Eropa, pertumbuhan ekonomi Euro Area, indeks manufaktur Jerman hingga tingkat pengangguran Jerman dijadwalkan rilis tengah pekan hingga akhir pekan nanti.


Domestic Market Review

[Resistance : 7250] [Pivot : 7200] [Support : 7150]

IHSG diperkirakan kembali fluktuatif dalam rentang 7185-7250 di Selasa (23/1). Konsolidasi IHSG di atas support 7200 berlanjut di Senin (22/1). Pergerakan tersebut diikuti kecenderungan penurunan rata-rata volume transaksi. Stochastic RSI dan MACD cenderung bergerak sideways, memperkuat kecenderungan konsolidasi lanjutan.

Moody’s Investor Service memberikan negative outlook pada sovereign creditworthiness di Asia-Pasifik untuk tahun 2024. Outlook negatif ini didasari oleh perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok di 2023. Sebagai informasi, Moody's juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya mencapai 4% yoy di 2024 dibanding rata-rata 6% yoy sepanjang 2014-2023.

Kondisi ini dapat berdampak negatif pada outlook pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama di sisi kinerja ekspor mengingat Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang utama. Akan tetapi, kondisi ini juga berpotensi memicu akselerasi capital inflow ke Indonesia mengingat indikator-indikator makro Indonesia relatif solid di 2023.

Top picks di Selasa (23/1) diantaranya BCA, BBNI, BBRI, BMRI, NISP dan BDMN, TBIG, ACES dan EXCL.