PHINTAS DAILY REPORT, 22 Maret 2024
View PDF
22 Mar 2024

Global Market Review

Satu hari pasca FOMC, indeks-indeks di Wall Street kembali menguat dan bahkan membukukan level penutupan tertinggi baru di Kamis (21/3). Utamanya adalah karena meningkatnya keyakinan pasar terhadap pemangkasan sukubunga acuan the Fed di 2024 setelah Kepala the Fed kembali menegaskan rencana pemangkasan dalam FOMC terbaru (21/3). Saham-saham teknologi di AS yang cenderung rate-sensitive membukukan kenaikan harga signifikan di Kamis (21/3).

Hal yang menarik adalah penguatan signifikan yang dicatatkan oleh mayoritas indeks di Eropa (21/3). Pasar mengabaikan penurunan indeks manufaktur (flash) di Euro Area dan Jerman di Maret 2024 dan cenderung merespon positif pernyataan the Fed di atas. Di sisi lain, penurunan indeks manufaktur tersebut dinilai memperbesar peluang European Central Bank (ECB) untuk mengambil langkah serupa dengan the Fed di 2024 ini, meski mungkin belum seagresif the Fed. 

Bank of England (BoE) memutuskan untuk kembali menahan sukubunga acuan di 5.25% (21/3). Dengan tidak ada satupun anggota Monetary Policy Committee (MPC) yang mendukung kenaikan sukubunga dalam pertemuan tersebut (21/3).

Harga minyak cenderung terkoreksi terbatas di Kamis (21/3) setelah mencatatkan penguatan dalam beberapa hari terakhir.


PHINTAS Daily : Domestic Market Review

[Resistance : 7375] [Pivot : 7350] [Support : 7275]

IHSG diperkirakan mengalami pelemahan terbatas ke kisaran 7,320-7,330 di akhir pekan (22/3). Secara teknikal, Stochastic RSI tertahan di area pivot, sementara pada MACD cenderung sideways.

Salah satu agenda dalam Euro Summit yang tengah berlangsung adalah konflik Rusia dan Ukraina serta kondisi keuangan di Eropa. Pertemuan ini diharapkan dapat mendorong upaya rekonsiliasi dan stabilitas harga komoditas terutama natural gas. Kondisi tersebut dapat mempercepat atau setidaknya menjaga laju penurunan inflasi di kawasan Eropa.

Dari regional, Jepang dijadwalkan rilis data inflasi Februari 2024. Inflasi Jepang diperkirakan naik ke 3.00% yoy di Maret 2024 dari 2.20% yoy di Februari 2024. Kenaikan juga ducatatkan oleh core inflation di Jepang. Imported inflation dampak pelemahan Yen sejak awal tahun 2024 diperkirakan jadi salah satu pemicu kenaikan inflasi tersebut. Kondisi ini memicu kenaikan yield obligasi di Jepang yang memicu peningkatan capital inflow, termasuk ke pasar modal Jepang.