MENTARI PAGI EDISI 565, RABU 8 JANUARI 2020
Oleh : Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas Mh Thamrin
08 Jan 2020
REVIEW IHSG

Pada penutupan perdagangan Selasa (7/01/20) Indeks Harga Saham Gabungan menguat 0.35% pada level 6279.346 atau 21.943 poin . Dicatat 6.86 miliar saham yang diperdagangkan dibursa dengan total nilai 6.19 triliun. Asing mencatat pembelian bersih di pasar reguler (net foreign buy) Rp 163,39 miliar.Tujuh dari sepuluh sektor berada di zona hijau dengan penguatan yang cukup signifikan yakni Sektor Konsumer menguat 1.31%, Sektor Industri Dasar menguat 1.24% dan Sektor Pertambangan menguat 0.75%. Sedangkan tiga sektor lainnya berada di zona merah yakni Sektor Perdagangan melemah 0.7%, Sektor Infrastruktur melemah 0.44%, dan Sektor Properti melemah 0.39%.

Jika dilihat dari segi Teknikal, IHSG hari ini masih akan melanjutkan kenaikannya pada rance support and resistance yakni 6290-6250, Nampak pada indikator Moving Average 5/10 harga bergerak dibawah rata-rata level, dan indikator Relative Strength Index (RSI) sudah berada diarea overbought.

BERITA EKONOMI
Frekuensi SBN Ritel berkurang, minat investor diprediksi tetap ramai

Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menetapkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel hanya sebanyak enam kali sepanjang tahun 2020 ini. Frekuensi penerbitan SBN Ritel tersebut lebih sedikit dibandingkan 2019 yang mencapai 10 kali sepanjang tahun. Selain mengurangi frekuensi penerbitan, pemerintah juga menetapkan target penerbitan SBN Ritel yang lebih rendah yaitu berkisar Rp 40 triliun sampai dengan Rp 60 triliun secara keseluruhan.

Analis Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI) Ifan Mohamad Ihsan mengatakan, menurunnya frekuensi penerbitan bisa jadi merupakan strategi pemerintah menggeser permintaan sehingga berdampak pada naiknya capaian penjualan untuk setiap penerbitan nantinya. Di sisi lain, Ifan juga meyakini minat investor ritel terhadap SBN Ritel masih relatif tinggi di tahun ini.

Senada, Analis Obligasi Danareksa Sekuritas Amir Dalimunthe mengatakan, prospek SBN Ritel masih cukup bagus di tahun ini terlepas dari tidak tercapainya target penjualan SBN Ritel di tahun 2019. Melihat pertumbuhan investor baru yang cukup tinggi di tahun lalu, ia cukup optimis terhadap pasar SBN Ritel di 2020. Hanya saja, menurutnya pemerintah perlu mempertimbangkan kondisi pasar dan yield yang ditawarkan dalam menentukan target nominal dalam setiap periode penawaran SBN Ritel.

Menurut HIMA AE, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi acuan pemerintah, seperti BI rate, tingkat bunga deposito perbankan, tingkat kupon surat utang swasta, faktor makro ekonomi nasional, faktor perekonomian dunia, dan faktor faktor lainnya. Mengingat suku bunga acuan BI sebesar 5% sampai saat artikel ini dibuat akan pemerintah mengeluarkan SBN dengan yield yang kompetitif dan tinggi, disamping tingkat bunga deposito tertinggi saat ini sebesar 6,8% untuk bunga deposito tenor 6 bulan yang diterbitkan Bank ICBC.

Nantinya investor ingin membeli SBN yang diterbitkan pemerintah harus peka dengan kondisi makro ekonomi nasional maupun kondisi perekonomian dunia, agar sekiranya dapat sedikit membaca pergerakan perubahan yield yang telah ditetapkan

Sources: Kontan, Finansialku

REKOMENDASI SAHAM

Pada perdagangan Selasa,07 Januari 2020 PT.Indofood Sukses Makmur (INDF) ditutup menguat sebesar +2,50% pada harga Rp8.200. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin membentuk Candle Long White Body yang mengindikasikan adanya potensi penguatan. Hal ini juga didukung oleh indikator Parabolic SARMACD, Bolingger Band dan Volume yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.

Recommendation : Buy

Target Price : Rp8.610

Stop Loss : Rp8.000

(DISCLAIMER ON)






Telah diterbitkan di

https://hima-analisefek.com/2020/01/08/mentari-pagi-edisi-565-rabu-8-januari-2020/