MENTARI PAGI EDISI 589, SELASA 29 SEPTEMBER 2020
Oleh : Himpunan Mahasiswa Analis Efek Universitas Mh Thamrin
29 Sep 2020
REVIEW IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin (28/09/2020) mengalami pelemahan sebesar (-0.79%) ; mengakhiri perdagangan kemarin di level 4,906.548. Hanya tiga sektor yang mengalami penguatan, dan sisa sektor lainnya mengalami pelemahan sampai penutupan.

Pada perdagangan kemarin, sektor yang mengalami penguatan terbesar jatuh kepada sektor Mining yang mengalami penguatan paling besar yakni (+0.34%). Kemudian dilanjut oleh, sektor Property, Real Estate, and Building Construction  sebesar (+0.27%). Sementara sektor Infrastructure, Utilities, and Transportation mengalami penguatan sangat tipis yakni sebesar (+0.05%). Pelemahan paling dalam yaitu oleh sektor Miscellaneous Industry sedalam (-1.97%).  Dikarenakan pada perdagangan kemarin lebih banyak sektor yang ditutup melemah maka IHSG tidak mampu mendorong kenaikannya kemudian mengalami penurunan sebesar (-39.243) dan kembali mengalami koreksi. Pada perdagangan kemarin tercatat sebanyak 10.754 milyar saham diperdagangkan dengan total nilai transaksi sebesar 6.3 triliun. Kemudian, Asing melakukan aksi jualnya sehingga memperoleh Net Foreign Sell sebesar 593.12 milyar.

Hari ini kami memprediksi IHSG akan bergerak mixed cenderung melemah. Hal ini disebabkan oleh IHSG yang masih berada dalam tren penurunan.  IHSG pun masih tertekan oleh kasus COVID-19 yang masih meningkat. Padahal kemarin Bursa saham di kawasan Asia pada penutupan Senin (28/9/2020) ditutup bervariasi, mayoritas di zona hijau. Namun, untuk hanya indeks Shanghai di China dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah. mendatangi bursa tanah air. Sementara jika dilihat dari Analisa teknikal, menunjukkan tanda-tanda penurunan. Hal ini nampak pada persilangan turun (death cross) garis rerata (moving average) lima hari (MA5) dan dua puluh hari (MA20).

BERITA EKONOMI

Catat! ORI018 akan ditawarkan mulai 1 Oktober mendatang

Pemerintah Indonesia pada tahun ini telah menjadwalkan enam penerbitan surat utang ritel. Penjualan SR013 kemarin merupakan penjualan surat utang ritel keempat pada tahun ini. Sebelumnya ada SBR009, SR012, dan ORI017.

Dari keempat surat ritel tersebut, pemerintah berhasil mengantongi dana dari masyarakat sebesar Rp 58,39 triliun. Penjualan SR013 pun menjadi surat utang ritel dengan penjualan tertinggi setelah membukukan Rp 25,67 triliun. Lantas seri surat utang ritel apa yang berikutnya dikeluarkan oleh pemerintah?

Direktur Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengonfirmasi seri surat utang ritel berikutnya adalah Obligasi Ritel seri ORI018.

“Menurut observasi kami, saat ini preferensi masyarakat lebih tinggi terhadap instrumen investasi yang aman, menguntungkan, dan mudah diperjualbelikan. Untuk itu, DJPPR Kemenkeu akan menawarkan ORI018 mulai tanggal 1 hingga 21 Oktober 2020,” ujar Deni kepada Kontan.co.id, Senin (29/9).

Menurut HIMA AE, ORI018 akan menjadi Ini akan menjadi SBN retail tradable terakhir untuk tahun ini. Setelah ORI018, rencananya pemerintah akan menerbitkan ST007.

Prospek ORI018 masih akan menarik. Walaupun SR013 baru saja memecahkan rekor, saat ini di pasar masih ada ruang akan permintaan surat utang yang tradable. ORI018 punya peluang untuk memecahkan rekor penjualan SR013. Namun, dengan syarat imbal hasil yang ditawarkan harus menarik bagi para investor. Kami memperkirakan imbal hasil ORI018 berpeluang lebih kecil ketimbang imbal hasil SR013.

Selama pemerintah menurunkan imbal hasil untuk ORI018 sekitar 10-15 bps dari kupon SR013, kupon tersebut dirasa masih akan menarik. Sementara, SR013 sendiri menawarkan kupon 6,05%.

Sumber : Kontan

 

REKOMENDASI SAHAM

Pada perdagangan Senin, 28 September 2020 PT. XL Axiata Tbk (EXCL) ditutup menguat sebesar +2,29% pada harga Rp 2.010. Jika dilihat dari Analisis Teknikal pada perdagangan kemarin membentuk Bullish Candlestick yang mengindikasikan adanya potensi penguatan. Hal ini juga didukung oleh indikator MACD, Stochastic dan Volume yang memiliki korelasi positif terhadap penguatan saham tersebut.

Pada indikator Stochastic, mulai terjadi Golden Cross yang menandakan akan terjadinya Bullish Reversal.

Kemudian, pada indikator MACD dapat dilihat bahwa akan terjadi juga Golden Cross antara MACD terhadap Signal Line yang tentunya menandakan akan terjadinya pembalikan arah dari bearish ke bullish.

Indikator-indikator tersebut juga diperkuat dengan Volume perdagangan yang didominasi oleh aksi beli (Buy).

Recommendation: Buy

Target Price     : Rp 2.115

Stop Loss        : Rp 1.940

 

(DISCLAIMER ON)



Telah diterbitkan di

https://hima-analisefek.com/2020/09/29/mentari-pagi-edisi-589-selasa-29-september-2020/