Seringkali kita mendengar para analis mengatakan dalam berbagai media jika suatu indeks atau suatu saham bergerak dalam uptrend atau downtrend atau sideways. Kecenderungan pergerakan indeks atau saham ini dapat dilihat dari chart yang disediakan oleh berbagai platform seperti chartnexus, trading view, investing, dan juga online trading application, seperti HOTS (Mirae Asset Sekuritas), Kresna Trader (Kresna Sekuritas), MOST (Mandiri Sekuritas), dan lain sebagainya. Tanpa panjang lebar lagi, langsung saja kita bahas tentang uptrend, downtrend, dan sideways.

  1. UPTREND

        Uptrend juga dikenal sebagai fase Bullish/tren naik. Artinya adalah kecenderungan harga bergerak naik dalam beberapa periode kebelakang. Suatu saham atau indeks dapat dikategorikan sedang mengalami fase uptrend/bullish adalah ketika terbentuk Higher High (HH) dan Higher Low (HL) atau juga ada yang mengatakan ketika terbentuk Higher Peak (HP) dan Higher Troughs (HT), berikut ini adalah contohnya:

Selain itu, pemanfaatan indikator pun dapat dilakukan untuk mengetahui kecenderungan suatu harga merepresentasikan uptrend atau tidak. Salah satunya yaitu indikator Moving Average (Simple, Weighted, atau Exponential). Indikator Moving Average menggambarkan pergerakan suatu harga beberapa waktu yang lalu sesuai periode yang kita tentukan.  Harga yang berada diatas moving average mengindikasikan bahwa trend masih bergerak naik atau uptrend. Jika kita ingin melihat kecenderungan harga dalam waktu dekat, kita bisa mengkombinasikan MA 5, MA 10, dan MA 20 yang merepresentasikan pergerakan harga selama 1 minggu, 2 minggu, dan 4 minggu atau 1 bulan. Namun hal ini akan berbeda jika kita ingin melihat kecenderungan harga dengan time frame yang lebih besar. Moving Average yang digunakan harus lebih besar agar keputusan dapat akurat, contohnya MA 50, MA 100, MA 150, maupun MA 200.

      2. DOWNTREND

          Downtrend juga dikenal sebagai fase Bearish/tren turun. Artinya adalah kecenderungan harga bergerak turun dalam beberapa periode kebelakang. Suatu saham atau indeks dapat dikategorikan sedang mengalami fase downtrend/bearish adalah ketika terbentuk Lower High (LH) dan Lower Low (LL) atau juga ada yang mengatakan ketika terbentuk Lower Peak (LP) dan Lower Troughs (LT), berikut ini adalah contohnya:

Sama seperti kondisi uptrend, kondisi downtrend pun dapat ditentukan dari indikator Moving Average (MA). Indikator Moving Average menggambarkan pergerakan suatu harga beberapa waktu yang lalu sesuai periode yang kita tentukan.  Harga yang berada dibawah moving average mengindikasikan bahwa trend masih bergerak turun atau downtrend. Namun perlu diperhatikan jika harga telah menembus moving average yang telah kita tentukan, maka potensi terjadi pembalikan arah akan muncul atau dengan kata lain, kemungkinan berakhirnya fase downtrend cukup besar, meskipun perlu dilakukan konfirmasi apakah hanya terjadi false breakout (muncul whipsaw) atau tidak (*Namun hal ini tidak dibahas di artikel ini).

     3.  SIDEWAYS

          Pergerakan saham dapat dikatakan tidak naik dan tidak turun atau dengan kata lain adalah sideways (flat). Dalam hal ini, kecenderungan harga datar dan tidak memiliki kepastian apakah akan naik atau turun (Tidak terbentuk HH, HL, LH, atau LL). Jika menggunakan Moving Average, maka MA akan cenderung saling tumpang tindih (overlap) atau saling berdekatan satu dengan lainnya. Sebagian investor cenderung akan melakukan aksi wait and see karena kondisi market tidak cukup jelas. Namun bagi swing trader, kondisi ini tetap dapat dimanfaatkan untuk mendapatkan profit dengan menentukan support dan resistance.