Sesuai rencana hari ini Rabu, 13 Januari 2021 program vaksiniasi di Indonesia akan dimulai. Presiden Jokowi beserta jajaran Kabinet Indonesia Maju akan menjadi orang pertama yang akan disuntik vaksin Sinovac. Sesudah itu dilanjutkan penyuntikan pada target pertama dan utama, yaitu petugas kesehatan sebanyak 1,3 juta orang.

Harus diakui kesigapan dan kesiapan pemerintah melakukan vaksinasi secara besar-besaran ini sangat serius. Tidak saja untuk berjuang mendatangkan vaksin sinovac yang harus didatangkan dari luar negeri, tetapi penyiapan infrastruktur kesehatan dan tenaga-tenaga medis yang akan menjadi ujung tombak keberhasilan program vaksinasi nasional ini. Utamanya petugas di setiap lembaga kesehatan, rumah sakit, puskesmas, klinik yang ada di daerah-daerah.

Ibarat sebuah pesta, segala sesuatu sudah tersedia dan disediakan dan acara dimulai. Dijelaskan oleh Menkes  bahwa target vaksinasi nasional ini adalah membangun kekebalan komunitas bagi penduduk  yang berusia di atas 18 tahun yang jumlahnya sekitar 188 juta, seperti diberitakan oleh harian umum Kompas pada 30 Desember 2020 yang lalu.

Ini artinya, menegaskan bahwa sesungguhnya vaksin itu bukan obat tetapi membangun imun atau kekebalan tubuh bagi manusia terhadap serangan virus Covid-19. Sesuatu yang selama ini salah dimengerti oleh sebagian besar masyarakat, dimana yang namanya Sinovac, Novavac, Covax, Zeneca maupun nama-nama lainnya bukan obat tetapi vaksin.


Seberapa efektif suntikan vaksin ini untuk menghentikan laju penyebaran covid-19? Sebuah pertanyaan yang terus bergulir di tengah-tengah publik. Sekaligus menjadi pekerjaan besar-besaran pemerintah, terutama tim penanggulangan Covid-19 untuk menjawabnya. Tetapi, publik tetap saja masih menyimpan keraguan. Hal ini banyak ditunjukkan oleh sejumlah hasil-hasil survey tentang keraguan masyarakat.

Melihat angka pertumbuhan kasus Covid-19 setiap hari menjelaskan kekuatiran dan keraguan publik terhadap penanggulangan penyebaran virus corona ini. Jangankan menurun, pertumbuhan mendatar saja tidak. Malah terus saja menaik dan meninggi, Bahkan sudah menyentuh pertambahan angka melebihi angka 10.000.

Memasuki tahun baru 2021, di Januari angka pertambahan kasus sudah berada di atas 7000an kasus perhari. Dan terus meninggi ke angka 8000an, 9000an dan 10000an. Hari Jumat 8 Januari 2021 merupakan angka tertinggi berada di 10.617 kasus bertambah. Kemarin 11 Januari 2021 masih di angka 8.692 kasus positif. Kini total kasus sudah berada di 837.000 kasus, dan diprediksi akan segera menuju ke angka 1.000.000. Kematian sudah mencapai 24.343 orang. Sementara di Indonesia angka kesembuhan mencapai 689.000 kasus.

Melihat data dan perkembangan kasus hari demi hari, menjadi tanda tanya besar bagi publik tentang efektifitas suntikan vaksin yang dimulai hari ini? Mampukah meredam pertambahan kasus perhari dan berhenti menaik, lalu menurun dan menuju angka nol?

Buat apa program vaksinasi ini bila pertambahan kasus terus meninggi setiap hari? Bukankah seperti menggarami laut saja karena tidak ada artinya, tidak ada efeknya dan pada akhirnya mubasir dan sia-sia.

Di bagian ini yang menjadi problem yang dihadapi di negeri ini. Bahkan cenderung dianggap dilema, walaupun sebetulnya itu hanya akibat dari penanganan yang tidak sistemik dan holistik terhadap penyabaran Covid-19. Artinya, perjuangan pemerintah untuk mengusahakan vaksin, tetapi lemah bahkan cenderung lalai menertibkan perilaku publik dalam menerapkan prokes. Akibatnya sepeti ini, kasus terus bertambah dimana-mana.

Lihat saja misalnya, kasus yang paling baru tentang kerumunan di arena rekreasi watterboom Lippo Cikarang. Tumpah ruah masyarakat memasuki area rekreasi tanpa prokes. Hanya gara-gara, diisukan, pihak pengelola memberikan harga diskon dari 100-an ribu menjadi hanya 10.000an.

Contoh lain masih sangat banyak, yang hendak menegaskan protokol kesehatan Covid-19 semakin lemah dan menurun dan masyarakat cenderung sesuka hatinya. Disisi lain, aturan demi aturan, sanksi demi sanksi terus saja bergulir. Tetapi nampaknya semuanya hanya di atas kertas saja. Di lapangan menjadi tanda tanya besar sekali.

Mungkin saya harus mengatakan sikap pesimis ini dengan mengatakan "bagaikan menggarami laut ketika vaksinasi dimulai hari ini" sebagai cerminan kegalauan melihat perkembangan yang ada. Dan kalaupun ini dilanjutkan, tentu tidak jadi soal. Karena bisa dilihat dari kepentingan lainnya. Kepentingan ekonomi misalnya, atau kepentingan politik juga boleh, maupun lainnya.

Semoga saja nada pesimis ini tidak menjadi kenyataan dan kita aminin hal itu. Namun, menjadi peringatan dan kesadaran buat kita, untuk membantu pemerintah mensukseskan vaksinasi nasional covid-19 ini. Terutama untuk menerapkan prokes itu sendiri. Bukan karena disuruh atau dipaksa oleh pemerintah, tetapi karena kesadaran sendiri.

Namun, di sinilah muncul soal lainnya. Kesadaran itu menjadi bagian dari budaya yang tidaklah mudah mengubahnya seperti "membalik tangan saja" atau tidak semudah mengupan pisang ambon dan langsung dimakan.

Salam Vaksin Covid-19

Yupiter Gulo, 13 Januari 2021.




Artikel tersebut telah diterbitkan di

https://www.kompasiana.com/yupiter/5ffe5a9cd541df369a5957d4/bagaikan-menggarami-laut-ketika-vaksinasi-dimulai-hari-ini?page=all#section1