Indeks kepercayaan konsumen menjadi motor penting bagi ekonomi. Pasalnya, indeks ini akan mempengaruhi bagaimana orang akan menghabiskan uangnya.

Entah itu rencana untuk membeli barang baru, bepergian, berinvestasi, atau memutuskan untuk menghemat uang, semuanya bergantung pada satu faktor penting, yakni kemampuan untuk membayarnya.

Kemampuan ini tidak hanya bergantung pada uang yang saat ini dimiliki, tetapi juga pendapatan yang diharapkan dan kepercayaan terhadap kondisi ekonomi.

Sepanjang tahun lalu, mengutip Visual Capitalist, kepercayaan konsumen di sembilan ekonomi utama dunia dilaporkan mengalami sejumlah penurunan.

Konsumen global menjadi pesimis setelah ekonomi sempat jatuh dan pulih dengan cepat akibat pandemi Covid-19 pada 2020. Tahun lalu, kepercayaan konsumen tampaknya cenderung menurun di seluruh dunia akibat kekhawatiran resesi dan kenaikan suku bunga yang cepat dan tinggi.

Kepercayaan konsumen di Inggris terpukul paling parah karena Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) turun menjadi 92 pada 2022, dari sebelumnya 100,6 pada 2021.

Di urutan selanjutnya, indeks konsumen China juga mengalami penurunan menjadi 92 pada 2022 meskipun duduk di posisi 103 dua tahun sebelumnya.

Negara yang memiliki IKK antara 96‒98, di antaranya ada Prancis, Jerman, dan Amerika Serikat.

Bahkan negara yang terkenal memiliki masyarakat yang optimis terhadap perekonomian, IKK di Korea Selatan dan Australia berada di bawah angka ideal 100 dan mengindikasikan adanya pesimisme konsumen.

Penyebab utama turunnya kepercayaan pasar ekonomi global ini antara lain ekspektasi kenaikan inflasi, khususnya bahan pangan dan gas, serta tingginya suku bunga, ancaman resesi yang membayangi, dan pemutusan hubungan kerja di sektor-sektor utama. (Lihat tabel di bawah ini.)

Adapun IKK sendiri merupakan indeks yang diukur pada nilai dasar 100 yang mempertimbangkan ekspektasi dan sentimen konsumen tentang masa depan keuangan mereka untuk menunjukkan pola konsumsi dan tabungan rumah tangga di masa depan.

Angka IKK di atas 100 mengindikasikan adanya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap prospek ekonomi. Ini berarti masyarakat akan cenderung untuk tidak menahan uang mereka dan lebih cenderung membelanjakan uang dalam waktu dekat. Dampaknya, ekonomi akan bertumbuh karena permintaan dan penawaran terjaga.

Sebaliknya, nilai di bawah 100 menunjukkan bahwa konsumen pesimis dengan keadaan ekonomi mereka di masa depan. Kondisi ini menyebabkan konsumen akan menabung lebih banyak dan membelanjakan lebih sedikit uang.

Ancaman inflasi, kehilangan pekerjaan, dan ekspektasi finansial di masa depan yang tidak terlalu cerah dapat menggoyahkan kepercayaan ini dan membuat konsumen berpikir dua kali tentang konsumsi mereka.

RI Bagaimana?

Di Indonesia, Survei Konsumen Bank Indonesia pada akhir tahun 2022 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih cukup kuat. Dibandingkan dengan bulan sebelumnya, angka IKK tercatat 119,9 pada Desember, lebih tinggi dibandingkan 119,1 pada November 2022.

Di awal tahun, pada Januari lalu, IKK RI terhadap kondisi ekonomi justru masih mengalami peningkatan sebesar 123,0. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada Desember 2022. Angka ini juga melebihi kondisi negara-negara maju di atas.

Menurut Bank Indonesia, menguatnya keyakinan konsumen pada Januari 2023 ini didorong oleh Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya.

Terutama Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja. Sementara, Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) tetap kuat, dengan peningkatan terutama terjadi pada Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja.

"Menguatnya keyakinan konsumen pada Januari 2023 didorong oleh IEK yang tercatat meningkat pada seluruh komponen pembentuknya, terutama Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha dan Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja," ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), di awal Februari lalu (8/2/2023).

Adapun IEK tercatat sebesar 133,9, lebih tinggi dari 127,3 pada bulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini masih berada dalam zona optimis. Dibandingkan dengan negara maju sekalipun, kepercayaan konsumen RI terbilang lebih tahan banting.

Namun, Indeks Penghasilan Saat Ini per Januari 2023 terindikasi mengalami penurunan sebesar -2,6 poin menjadi 117,7. Kondisi ini perlu diwaspadai seiring masih tingginya risiko ekonomi akibat guncangan inflasi dan era suku bunga tinggi. (ADF)