Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) menggelar acara puncak Forum Riset Ekonomi dan Keuangan Syariah (FREKS) 2019, acara diselenggarakan selama dua hari, pada 15-16 Oktober 2019 dengan tuan rumah penyelenggaranya yaitu Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM). FREKS adalah acara call for paper ekonomi dan keuangan syariah yang diadakan setiap tahun dengan objek kajian di tiga sektor keuangan syariah, yaitu perbankan syariah, pasar modal syariah, dan institusi keuangan non-bank (IKNB) syariah.

Pengumpulan paper dibuka selama 5 bulan, sejak 12 April 2019 sampai dengan 18 Agustus 2019. Peserta dibagi menjadi tiga kategori, yaitu Muda, Madya, dan Utama (rekomendasi Scopus). Peserta dari masing-masing kategori yang lolos kriteria penilaian juri, akan dijadikan finalis yang mempresentasikan hasil penelitiannya diacara puncak untuk diuji oleh dewan juri dan masyarakat umum. Lalu, akan ada juara dipenghujung rangkaian acara. Tema FREKS tahun ini adalah “Peningkatan Daya Saing Keuangan Syariah Melalui Inovasi dan Sinergi menuju Responsible Finance and Investment dalam Rangka Mendukung Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi Nasional”

Acara dibuka pada 15 Oktober 2019 pukul 08.00 di gedung Auditorium Magister Manajeman UGM. Sebagi tuan rumah, Rektor UGM, Prof. Manut Mulyono, memberikan sambutan kepada  para peserta yang hadir dalam acara pembukaan FREKS 2019. Ia menyoroti bahwa demand dari produk-produk keuangan syariah belum mampu untuk dipenuhi oleh industri, karena memang “produksi” produk-produk keuangan syariah masih sangat kecil. Masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim sudah mulai sadar untuk menjalankan syariah dalam kegiatan ekonominya. Sehingga, demand produk-produknya sangat tinggi. Oleh karenanya, Manut sangat berharap bahwa forum ini mampu menjadikan Indonesia sebagai pelopor dalam mengembangkan produk-produk keuangan syariah.

Sambutan kedua, disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemerintah Daerah, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Drs. Trisaktiana yang mewakili Gubernur DIY. Ia sangat menyambut baik forum ini diselenggarakan di daerahnya. Ia juga menyampaikan bahwa DIY sedang membangun Bandara Internasional, yang bernama Yogyakarta International Airport (YIA) dimana nantinya akan terintegrasi dengan kawasan industri dan kawasan wisata. Trisaktiana sangat mendorong produk-produk keuangan syariah bisa ikut menjadi stakeholder dalam projek pembangunan ini.

Selanjutnya, sambutan disampaikan oleh Astera Primanto Bhakti, Dirjen Perimbangan Keungan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, yang dalam hal ini mewakili Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Dalam sambutannya, Ia menyebutkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, proses pembangunan yang sangat berorientasi  pada pertumbuhan ekonomi semata, telah mendapatkan sorotan dari para pemimpin dunia seiring dengan terjadinya penurunan kualitas lingkungan hidup, isu kesenjangan sosial, dan isu perubahan iklim. Oleh karena itu, para pemimpin dunia telah menggagas pembangun berkelanjutan. Di mana, program-programnya menyelaraskan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.  Jadi, keuntungan bukan hanya satu-satunya motif dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan. Menurutnya, ekonomi dan keuangan syariah bisa membantu mewujudkan pembangun berkelanjutan dan menciptakan atmosfir ekonomi yang lebih baik.

Sambutan terakhir disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Ir. Hoesen M.M yang sekaligus membuka acara secara simbolis dengan pemukulan gong. Hoesen menyoroti industri keuangan syariah yang semakin tumbuh dari tahun ketahun. Ia menyebutkan bahwa aset pasar modal syariah adalah penyumbang terbesar bagi aset industri keuangan syariah di Indonesia. Per Juli 2019, market share industri keuangan syariah adalah sebesar 8,71% dengan total aset 1.359 Triliun rupiah diluar saham syariah. Ia berharap, forum ini bisa menjadi peningkat literasi masyarakat terhadap industri jasa keuangan syariah sehingga market share dan total aset bisa terus tumbuh. Ia juga menyampaikan, para pelaku ekonomi syariah harus bisa membuat masyarakat sensitif terhadap nilai-nilai kesyariahan, bukan hanya berorientasi kepada returnnya.

Setelah selesai menyampaikan sambutan, Hoesen membuka acara dengan memukul gong dan pertukaran cendramata diantara lembaga-lembaga yang terkait dalam penyelenggaraan acara ini, diantaranya OJK, IAEI, dan UGM.

Acara dilanjutkan dengan seminar oleh prominant speaker, Prof. M. Iqbal Asaria, Dosen CASS Business School, London. Kemudian, dilanjutkan dengan presentasi peserta FREKS kategori utama. Dengan selesainya presentasi, maka rangkaian acara hari pertama juga selesai, dan akan dilanjutkan pada Rabu, 16 Oktober 2019.





Artikel ini telah diterbitkan di

https://akucintakeuangansyariah.com/forum-riset-ekonomi-dan-keuangan-syariah-freks-2019-harus-maksimalkan-potensi-demand/