Kinerja return reksa dana selama 5 tahun terakhir atau periode 2014 – 2019 mampu tumbuh double digit. Dikutip dari Bisnis Indonesia, edisi 16 Oktober 2019, rendahnya kinerja indeks reksa dana saham dibandingkan dengan indeks reksa dan lainnya, menunjukan bahwa para Manajer Investasi (MI) secara rata-rata belum dapat mengalahkan kinerja IHSG. Namun, di sisi lain, keuntungan dari investasi reksa dana menunjukan bahwa para MI berhasil memberikan imbal hasil investasi yang menarik baik bagi investor di tengah naik-turunnya kondisi pasar keuangan.
Berdasarkan data Infovesta Utama pada periode 2 Januari 2019 – 30 September 2019, indeks reksa dana saham yang diwakili Infovesta Equity Fund Index tercatat berkinerja paling rendah sebesar 15,20%. Padahal, pada saat bersamaan, indeks harga saham gabungan (IHSG) terpantau menguat 42, 56%.
Sementara itu, indeks reksa dana pendapatan tetap yang tercermin melalui Infovesta Fixed Income Fund Index, mencetak kinerja paling tinggi sebesar 49,35%. Mengekor di bawahnya adalah indeks reksa dana pasar uang yang tercermin melalui Infovesta Mone Market Fund Index sebesar 40,43% dan indeks reksa dana campuran tercermin dalam Infovesta Balanced Fund Index sebesar 30,76%.
Kinerja Indeks Reksa Dana dalam Kurun Waktu 5 Tahun atau Periode 2014 -2019 (Kumulatif)
Reksa dana pendapatan tetap menjadi jenis reksa dana dengan kinerja terbaik selama 5 tahun terkahir. Apakah kamu salah satu investor di reksa dana jenis ini?
Alvin Pattisahusiwa, Presiden Direktur PT. Mandiri Manajemen Investasi menjelaskan kinerja produk reksa dana saham menunjukansejauh mana para MI dapat mengalahkan benchmark atau IHSG. Namun biasanya, MI tidak hanya mengacu kepada bobot IHSG tetapi juga memilih konstituen indeks acuan lain. Atau hal lainnya bisa jadi karena saham-saham yang berkapitalisasi kecil dan menengah pada periode 2014 samapi sekarang mungkin tidak teroptimalkan, ujarnya.
Ia juga menjelaskan hal itu terjadi juga seiring dengan pertumbuhan ekonomi domestik yang masih bertahan pada kisan 5%. Hal itu, lanjut Alvin, merupakan PR bagi pemerintahan Presiden Joko widodo pada periode keduanya yaitu untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih tinggi menuju level 6% atau 7%. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat otomatis bakal mendorong kinerja perusahaan kecil dan menengan untuk dapat memberikan performa saham yang optimal.
Perkembangan produk reksa dana di pasar modal telah lebih beragam selama 5 tahun terakhir. Begitu pula dengan produk-produknya yang berbasis syariah. Para Investor dengan “sharia minded” semakin difasilitasi dengan kemudahan bertransaksi dan pilihan produk syariahnya. Beberapa insentif dari pemerintah dinilai bisa menggairahkan produk baru seperti Kontrak Investasi Kolektif (KIK), Dana Investasi Infrastruktur (Dinfra), Dana Investasi Real Estat (DIRE), dan Efek Beragun Aset (EBA).
Sumber: Dwi Nicken Tari, Bisnis Indonesia, Edisi 16 Oktober 2019, diedit.
Artikel ini telah diterbitkan di
https://akucintakeuangansyariah.com/kinerja-reksa-dana-bisa-beri-untung-double-digit/