Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Jenis obligasi berdasarkan penerbitan

Corporate Bonds

Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

 

Government Bonds

Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

 

Municipal Bond

Obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

 

Foreign Bonds

Diterbitkan oleh badan hukum asing di pasar domestik dalam mata uang lokal. contoh: Bank Mandiri menerbitkan obligasi di Amerika dalam mata uang dolar (Yankee Bond). Istilah lain: Bulldog bond (Inggris), Samurai bond (Jepang), Matador bond (Spanyol), Komodo bond (Indonesia).

 

Eurobonds

Didenominasikan dalam mata uang dolar atau mata uang lain dan dijual di luar negara asal mata uang tersebut. Contoh: Bank Mandiri menawarkan obligasi dalam mata uang Yen di negara selain Jepang.

Jenis obligasi berdasarkan sistem pembayaran bunga

Zero Coupon Bonds

Obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo

Coupon Bonds

Obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

a.  Fixed Coupon Bonds

Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

 

b.  Floating Coupon Bonds

Obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.


 Jenis obligasi berdasarkan hak penukaran/opsi

Convertible Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik penerbitnya.

 

Exchangeable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi milik penerbitnya.

 

Callable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut. v

 

Putable Bonds

Obligasi yang memberikan hak kepada investor yang mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.

 

Jenis obligasi berdasarkan jaminan atau kolateralnya

a.  Guaranteed Bonds

    Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga.

 

b.  Mortgage Bonds

    Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

 

c.   Collateral Trust Bonds

    Obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

Karakteristik Obligasi

1) Memiliki Nilai Nominal (Face Value):

Nilai pokok dari suatu obligasi yang akan diterima oleh pemegang obligasi pada saat obligasi tersebut jatuh tempo.

 

2) Kupon (the Interest Rate):

Nilai bunga yang diterima pemegang obligasi secara berkala (kelaziman pembayaran kupon obligasi adalah setiap 3 atau 6 bulanan) Kupon obligasi dinyatakan dalam annual prosentase.

 

3) Waktu Jatuh Tempo (Maturity):

Tanggal dimana pemegang obligasi akan mendapatkan pembayaran kembali pokok atau Nilai Nominal obligasi yang dimilikinya. Periode jatuh tempo obligasi bervariasi mulai dari 365 hari sampai dengan diatas 5 tahun. Obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu 1 tahun akan lebih mudah untuk di prediksi, sehingga memilki resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan obligasi yang memiliki periode jatuh tempo dalam waktu 5 tahun. Secara umum, semakin panjang jatuh tempo suatu obligasi, semakin tinggi Kupon / bunga nya.

 

Manfaat Berinvestasi Obligasi

Bagi emiten (issuer)

a)  Alternatif pendanaan yang relatif murah dibandingkan pinjaman di Bank.

b)  Dibandingkan menerbitkan saham, posisi kepemilikan perusahaan tidak akan mengalami perubahan.

c)  Sifat utang dalam bentuk jangka panjang memberikan fleksibilitas yang tinggi bagi manajemen emiten dalam penggunaan dana.

 

Bagi investor

a)  Alternatif investasi yang aman

b)  Berpotensi mendapatkan capital gain

c)  Kedudukan investor obligasi lebih senior dibandingkan saham

d)  Mendapatkan kupon secara periodik dan pelunasan pokok diakhir umur obligasi.

e)  Memperoleh penghasilan secara periodik dalam jangka waktu yang panjang.

f)   Memperoleh yield yang lebih tinggi dibandingkan instrumen jangka pendek, misalnya deposito 

Imbal Hasil Investasi di Obligasi

1)   Bunga

Dibayar secara reguler sampai jatuh tempo danditetapkan dalam persentase dari nilai nominal.

Biasanya pembayaran bunga terjadi setiap 3 atau 6 bulan sekali.

 

2)   Capital Gain

Sebelum jatuh tempo biasanya obligasi diperdagangkan di pasar sekunder, sehingga investor mempunyai kesempatan untuk memperoleh capital gain. Capital gain juga dapat diperoleh jika investor membeli obligasi dengan diskon yaitu dengan nilai lebih rendah dari nilai nominalnya, kemudian pada saat jatuh tempo ia akan memperoleh pembayaran senilai dengan harga nominal.

 

3)   Hak klaim pertama

Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi, pemegang obligasi sebagai kreditur memiliki hak klaim pertama atas aktiva perusahaan.

 

4)   Hak konversi menjadi saham untuk pemegang Obligasi Konversi

Investor dapat mengkonversikan obligasi menjadi saham pada harga yang telah ditetapkan, dan kemudian berhak untuk memperoleh manfaat atas saham.

 

Risiko Investasi pada Obligasi

1)   Inflation Risk: Risiko inflasi yang mendorong turunnya daya beli masyarakat

2)   Political Risk: Kemungkinan terjadi nasionalisasi atau tindakan pemerintah yang merugikan

3)   Credit Risk/ Default Risk: Risiko dimana penerbit tidak dapat memenuhi kewajibannya pada saat jatuh tempo

4)   Rating Risk: Penurunan harga pasar obligasi karena lembaga pemeringkat efek menurunkan rating/bobot nilainya.

5)   Likuiditas: Risiko yang dihadapi saat investor tidak dapat menjual obligasinya sebelum jatuh tempo, pada saat investor membutuhkan dana.

6)   Interest rate risk: Risiko yang muncul akibat pergerakan suku bunga

7)   Call risk: Risiko yang muncul akibat penerbit obligasi menarik kembali seluruh atau sebagian obligasi sebelum jatuh tempo

8)   Yield curve risk: Risiko yang terjadi sebagai dampak perubahan bentuk yield curve

9)   Prepayment Risk (mirip dengan call risk): Risiko yang timbul sebagai dampak adanya pelunasan pokok obligasi yang tidak terjadwal. Biasanya pada residential mortgage.

10) Reinvestment Risk: Risiko yang terjadi akibat bunga yang diperoleh diinvestasikan kembali, dan memperoleh suku bunga yang lebih rendah.

11) Foreign Exchange Risk: Risiko yang terjadi akibat perubahan nilai tukar mata uang internasional terhadap mata uang suratberharga. Risiko ini dialami jika kita memegang obligasi dalam valuta asing.

12) Volatility Risk: Risiko yang timbul sebagai dampak dari opsi (option) yang melekat pada obligasi  (call, prepayment or put)

13) Event Risk: Risiko yang terjadi diluar pasar keuangan seperti bencana alam maupun pengambilalihan perusahaan.

14) Public Policy Risk: Risiko akibat perubahan kebijakan pemerintah yang mempengaruhi sektor usaha penerbit surat berharga sehingga mempengaruhi pendapatan.