Sejak masuknya Covid-19 ke Indonesia, harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai tergolong sangat murah (undervalued). Namun, jika dilihat dari fundamental perusahaannya, saat ini  merupakan saat yang cukup tepat untuk membeli (time to buy).

Kejatuhan harga instrumen keuangan seperi saham dan Surat Berharga negara (SBN) memberikan peluang investasi. Karena saat harga turun adalah momen yang tepat bagi investor yang berani ambil kesempatan kejatuhan ini untuk mengambil keberuntungan jangka panjang. Saham-saham Big Cap kelompok JII sudah jatuh cukup dalam, setidaknya 20 saham JII sudah merosot lebih dari 30% (ytd). Sejumlah saham syariah BUMN juga anjlok.

Pengalaman dari berbagai krisis di pasar finansial selama ini memperlihatkan bahwa krisis selalu menjadi momen terbaik bagi investor untuk menghasilkan keuntungan. Sementara itu, pada perdagangan bulan April 2020, indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEI masih bergerak  dalam volatilitas yang tinggi. Realisasi pembelian kembali (buyback) saham oleh para emiten diyakini bakal memberikan sentimen positif.

Berdasarkan siklus tahunan pergerakan IHSG, pada periode Januari-Februari-Maret biasanya IHSG menguat karena banyak aksi beli dengan didorong oleh hasil laporan keuangan emiten yang baik. Namun, tahun ini terjadi anomali karena ketakutan investor atas meluasnya wabah Covid-19 dan diperburuk oleh jatuhnya harga minyak.

Berikut merupakan data perubahan harga saham JII Year-to-Date.

Saham BUMN

Melihat perubahan ini, haruskah investor bergegas untuk membeli?




Artikel ini telah diterbitkan di

https://akucintakeuangansyariah.com/harga-saham-murah-time-to-buy/