Tahun 2019 adalah tahun yang penuh tantangan baik bagi perekonomian domestik maupun global. Cukup banyak faktor yang mempengaruhi kondisi perekonomian global pada tahun 2019, diantaranya isu brexit, dan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
International Monetary Fund (IMF) dalam laporannya yang bertajuk World Economic Outlook yang diterbitkan bulan Oktober 2019 memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,0% untuk 2019. Angka tersebut merupakan tingkat perkiraan terendah sejak tahun 2008. Angka ini adalah cerminan utama dari proyeksi pertumbuhan ekonomi pada negara-negara berkembang di Amerika Latin, Timur Tengah, dan negara maju dan berkembang di benua Eropa yang berada di bawah tekanan.
Dalam publikasi yang sama, IMF memproyeksikan ekonomi Indonesia di tahun 2019 berada pada level 5%. Perkiraan pertumbuhan tersebut berasa di posisi ketiga di bawah Vietnam yang diproyeksi tumbuh 6,5% dan Filipina 5,7%. Sedangkan Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,1% pada 2019 dan akan naik menjadi 5,2% pada 2020. Proyeksi ini didukung oleh konsumsi masyarakat yang diperkirakan akan terus meningkat karena inflasi tetap rendah dan pasar tenaga kerja yang kuat.
Kondisi ekonomi global dan pertumbuhan ekonomi domestik tentunya akan ikut mempengaruhi kondisi pasar modal suatu negara, termasuk pasar modal syariahnya. Pada tahun 2019 pertumbuhan pasar modal syariah dapat dikatakan baik. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) menunjukan kinerja positif dengan pertumbuhan 2,03%, indeks saham syariah lainnya yaitu Jakarta Islamic Indeks (JII) menorehkan pertumbuhan sebesar 1,88% dan JII70 2,56%. Angka ini masih melebihi pertumbuhan indeks saham utama Indonesia yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 1,70%.
Adapun produk pasar modal syariah lainnya yaitu reksa dana syariah dan sukuk juga ikut mengalami pertumbuhan yang cukup besar. Berdasarkan Nilai Aktiva Bersih (NAB), reksa dana syariah tumbuh sebesar 55,80% pada tahun 2019, sedangkan berdasrkan jumlahnya, tumbuh sebesar 18,30%. Selain itu, nilai outstanding Sukuk Negara tumbuh 14,82% dan sukuk korporasi 40,05%.
Pertumbuhan masing-masing produk pasar modal syariah ini juga dibarengi dengan tumbuhnya kepemilikan efek pasar modal syariah Indonesia. Jumlah Investor yang memiliki saham yang termasuk saham syariah tumbuh 40,94%, investor reksa dana syariah tumbuh 174, 41%, pengguna Syariah Online Trading System (SOTS) tumbuh 54,03% dan Sukuk korporasi tumbuh 19,76%.
Perkembangan pasar modal syariah pada tahun 2019 memang cukup menggembirakan meskipun, awal tahun 2020 keadaan pasar lesu akibat wabah Covid-19. Namun, dengan fundamental industri dan produk yang terus bertumbuh, kita harus yakin bahwa pasar modal syariah masih memiliki masa depan yang cerah.
Untuk memperlihatkan perkembangan pasar modal syariah tahun 2019 secara lengkap, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan buku Laporan Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia. Buku tersebut bisa di download dalam bentuk e-book di link berikut ini:
https://akucintakeuangansyariah.com/wp-content/uploads/2020/05/LAPORAN-PERKEMBANGAN-PASAR-MODAL-SYARIAH-2019.pdf
Semoga bermanfaat ya!
Artikel ini telah diterbitkan di
https://akucintakeuangansyariah.com/perkembangan-pasar-modal-syariah-tahun-2019/