Kembali dibukanya perekonomian China menjadi angin segar bagi Indonesia terutama emiten-emiten tambang.

Asal tahu saja, Indonesia merupakan tujuan utama dari perusahaan besi dan baja di China karena dikenal sebagai penghasil batu bara, nikel, tembaga, dan bauksit.

Melansir laporan Nomura bertajuk “Indonesia Metals & Mining-China Reopening: What Does It Mean for Metals?” yang dirilis pada 20 Januari 2023, pelarangan bijih nikel di China menyebabkan adanya relokasi industri ke Indonesia.

Laporan tersebut turut menyebutkan, Indonesia menjadi eksportir baja nirkarat terbesar yang nilai ekspornya mencapai USD5,8 miliar sepanjang 11 bulan 2022. Adapun, perusahaan-perusahaan China turut berkontribusi dalam mendorong kapasitas ekspor dari segmen ini pada periode tersebut.

Di samping itu, tren industri baterai untuk kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) juga mendorong masuknya produsen China di Tanah Air.

“Kami melihat adanya tren pembangunan pabrik terintegrasi untuk industri baterai oleh beberapa perusahaan China melalui pembangunan pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) di Indonesia,” tulis laporan tersebut.

Adapun, Nomura turut mengatakan, perekonomian di China ke depannya semakin pulih seiring meningkatnya kepercayaan investor di sektor properti negeri tirai bambu ini.

Mengutip laporan Nomura, Analis Properti Nomura China, Jizhou Dong percaya meski masih melemah sepanjang awal tahun, penjualan properti bakal kembali menguat setelah kuartal II-2023.

“Ini didorong upaya pemerintah dalam memberikan demand-side yang lebih ramah tanpa adanya injeksi likuiditas yang besar pada kuartal I-2023 mendatang,” tulis Nomura.

Sementara, Nomura berpandangan, dorongan stimulus untuk properti dan pelonggaran lockdown Covid-19 yang tengah dilakukan pemerintah China dapat memperkuat perekonomian negara tersebut di akhir 2023.

Hal ini karena permintaan dari berbagai sektor telah terkontraksi akibat kembali meningkatnya kasus Covid-19. Sementara, kepercayaan konsumen di sektor properti bakal menguat sieiring komitmen pemerintah untuk mendukung pertumbuhan dari sektor ini.

Jagoan Tambang RI Pilihan Nomura

Selain menyebutkan potensi penguatan perekonomian China di tahun 2023, Nomura juga memilih sejumlah emiten tambang logam Tanah Air yang bakal kena ‘cuan’ dari pembukaan ekonomi China.

Emiten tersebut di antaranya adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).

Adapun, ditilik dari kinerja sahamnya secara year to date (YTD), emiten tambang di atas mencatatkan kinerja saham yang menghijau.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada lanjutan sesi II, Rabu (25/1), saham MDKA memimpin naiknya saham emiten-emiten tambang, dengan kenaikan mencapai 15,78 persen secara YTD.

Menyusul MDKA, saham ANTM juga melesat hingga 14,36 persen sepanjang tahun 2023.

Melesatnya duo emiten emas tersebut terjadi seiring terkereknya harga komoditas belakangan ini. Adapun, Tradingeconomics per Rabu (25/1) mencatat, harga emas telah melambung hingga 7,38 persen selama sebulan belakangan ke level USD1.928,12/troy ons.

Menyusul kedua emiten tersebut, saham HRUM dan ADMR juga menguat sepanjang 2023, masing-masing sebesar 6,48 persen dan 3,24 persen.

Terakhir, melansir data BEI pada lanjutan sesi II, Rabu (25/1), saham INCO juga terapresiasi sebesar 2,46 persen secara YTD. (Lihat grafik di bawah ini.)

Adapun, kedepannya, emiten-emiten tersebut bakal memiliki prospek cerah seiring dengan potensi menarik dari dibukanya kembali keran perekonomian China.

Hal ini disebutkan Nomura dalam laporannya yang yakin bahwa pasar tambang di Indonesia terutama besi dan baja kemungkinan akan tetap bertumbuh didukung oleh relokasi dari China.

“Kami percaya langkah-langkah pemerintah China untuk menjaga stabilitas ekonominya setidaknya harus menghidupkan kembali industri logam mereka,” tulis Nomura dalam risetnya.

Sedangkan, sejumlah sentimen negatif tetap perlu diwaspadai investor, sepeti perlambatan pasar properti China yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi kedepannya.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

 

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.