“Rumput tetangga memang sering terlihat lebih hijau dibandingkan dengan milik sendiri.” Pepatah tersebut memang klise, namun mengandung pesan yang akan selalu relevan di setiap lintas masa. Mencerminkan tentang perbandingan antara diri sendiri dengan orang lain, meski itu sekilas ataupun sesekali, namun pasti hal ini akan dilakukan oleh setiap investor. Padahal investasi bukan suatu perlombaan, melainkan untuk menjadi pecutan bagi diri sendiri untuk berusaha lebih baik. Jadi, sebaiknya harus seperti apakah kita menyikapi kondisi ini dalam menjalankan investasi saham ?

 

Psikologi Investasi Saham

Kita sering mendengar istilah rumput tetangga selalu lebih hijau. Apa iya benar begitu? Jika memang rumput tetangga selalu lebih hijau, Anda akan selalu melihat ke samping dan membandingkan Anda dengan orang lain. Dengan kata lain, Anda tidak akan pernah puas. Begitu pula dengan investasi. Anda kemungkinan besar pasti pernah membandingkan portfolio yang Anda pegang saat ini dengan portfolio teman Anda, atau mungkin investment club Anda, dan Anda merasa bahwa return yang Anda dapatkan sekarang tidak menarik dibandingkan dengan investasi teman Anda. Namun, Anda perlu ingat bahwa tidak ada satupun investor di dunia ini yang memiliki gaya, strategi, tujuan investasi, atau tingkat penerimaan risiko yang 100% sama, karena kita semua adalah individu yang berbeda.

Rumput tetangga selalu lebih hijau?

Anda mungkin pernah mengalami beberapa contoh kejadian berikut ini :

  • Contoh 1 :

Asumsikan Anda membeli saham A di Rp 60 per lembar saham, dan berniat menjual di Rp 90 per lembar saham. DI tengah perjalanan, Anda melihat teman Anda ternyata memegang saham B beli di Rp 50 dan keluar di Rp 100 dalam waktu 1 minggu. Sementara dalam waktu sebulan, saham A Anda tadi masih berada di Rp 68 per lembar saham.

 

  • Contoh 2 :

Anda membeli saham C setiap bulannya secara berkala dengan tujuan sebagai uang pensiun dalam jangka waktu 10 tahun dari sekarang. Anda sudah memperkirakan akan mendapat ROI sebesar 300% dalam waktu 10 tahun. Namun, manajer investasi Anda tiba-tiba menceritakan saham D dalam waktu 1 tahun bisa memperoleh ROI sebesar 250%.

 

Bagaimana perasaan Anda? Tentu sebagai manusia normal, pastinya ada perasaan iri, kecewa, sedikit menyesal karena portfolio saham Anda menjadi kurang seksi dibandingkan dengan teman Anda atau yang manajer investasi Anda ceritakan.

Namun, sekarang coba kita balik ceritanya. Bayangkan Anda berada di posisi teman Anda, di mana portfolio Anda melejit jauh lebih cepat daripada teman Anda. Apa yang ada di pikiran Anda? Saya berani bertaruh, 80% kemungkinan Anda akan bilang “main saham itu cara mudah dan cepat dapat duit”, dan karena uang yang Anda dapatkan “mudah dan cepat”, maka selanjutnya Anda akan membuang profit yang sudah Anda dapatkan. Mungkin Anda akan membeli mobil mewah, berlibur ke Las Vegas (atau mungkin berjudi di sana), atau hal-hal konsumtif lainnya. Anda menjadi kemaruk dan membuang uang yang Anda dapatkan. Anda mungkin ngeles dengan beralasan bahwa hal tersebut Anda lakukan untuk menikmati hasil jerih payah Anda. Kemudian, sepulangnya dari Las Vegas, karena Anda menganggap main saham itu mudah dan cepat dapat duit, Anda jadi sombong. Anda kemudian main lagi di saham dan hasilnya sekarang? Zonk!!! Karena ketamakan Anda tadi, Anda harus cut loss 50%.

Bandingkan dengan jika Anda meraih profit yang reasonable namun konsisten, meskipun tidak terlalu spektakuler, Anda akan menjaga betul uang hasil investasi Anda. Anda mungkin “hanya” profit sekitar 20% – 30% per tahun namun konsisten, Anda akan berlaku jauh lebih bijak menjaga uang Anda daripada hot money yang Anda dapatkan dalam waktu cepat. Dalam investasi berikutnya pun, Anda juga akan menjadi berhati-hati dengan memperhatikan fundamental perusahaan tersebut sebelum membeli, bukannya membeli karena saham sebelah naik lebih cepat.

 

 

Cara Mengatasi Diri untuk Tidak Membandingkan

Sikap diri kita yang selalu melakukan perbandingan portfolio investasi, sebenarnya masih bisa diatasi, dengan mengenal sejumlah faktor yang bisa dijadikan sebagai ‘alarm’ pengingat ketika rasa untuk membanding-bandingkan muncul. Beberapa faktor tersebut adalah :

  • Pertama, setiap investor memiliki profil risiko yang berbeda-beda. Profil risiko ini merupakan salah satu pertimbangan paling besar saat hendak melakukan transaksi saham. Ragam pilihan investor, ada yang memilih saham yang cukup aman dan stabil, tapi ada juga yang memilih saham dengan risiko yang cukup besar. Pilihannya tersebut, sebenarnya tidak masalah jika kita tahu dan kenal profil risiko diri sendiri, dengan ini setidaknya kita tidak lagi selalu membandingkan portfolio kita dengan investor lain.
  • Kedua, tujuan investasi yang berbeda-beda. Faktor kedua adalah tujuan yang berbeda antara satu investor dengan investor lainnya, dengan demikian langkah yang diambilnya pun pasti akan berbeda dengan yang sedang kita lakukan. Bahkan, dengan cerita keuntungan investasi yang didapat seseorang dalam berinvestasi pun tentu berbeda besarannya. Apalagi kita juga tak benar-benar tahu kondisi seperti apa yang ada di balik investasinya yang dijalankan. Mengingat tidak banyak orang yang mau bercerita dengan gamblang mengenai kerugiannya saat berinvestasi, sebaliknya orang hanya akan bercerita mengenai keuntungan yang diraihnya. Oleh karena itu, penting untuk kita menyaring terlebih dulu semua cerita tentang investasi dari orang-orang sekitar.
  • Ketiga, selalu sibukkan diri dengan mempelajari ilmu investasi lebih dalam lagi. Dengan kita menyibukkan diri belajar, mengikuti kelas-kelas seminar maupun webinar terkait ilmu investasi, atau bahkan belajar melakukan analisa terhadap saham tertentu. Hal ini jauh lebih bernilai dan bermanfaat, terutama untuk diri pribadi kita sebagai investor. Karena dengan semakin banyak melatih diri, akan semakin mendorong kematangan kita dalam berinvestasi.

Tidak, ada salahnya untuk mencoba cara-cara di atas untuk mengalihkan diri pada hal yang bermanfaat. Daripada terus membanding-bandingkan portfolio kita dengan investor lain.

 

Petikan Pesan yang Dapat Diterapkan…

Saat Anda sudah merealisasikan profit, Anda sebenarnya memiliki dua pilihan : memutarkan profit anda kembali, atau menghamburkannya. Menggunakan sebagian dari profit untuk hal yang Anda sukai memang tidak salah, karena Anda perlu menghargai diri Anda sendiri.

Namun alangkah baiknya jika tidak berlebihan. Ingatlah jika Anda menang besar hari ini, belum tentu Anda menang besar esok hari. Tetaplah membumi.

 


Artikel ini telah terbit di:

https://rivankurniawan.com/2021/04/08/investasi-tetangga-selalu-lebih-hijau/