Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) boncos sepanjang awal 2023 di sejumlah sentimen yang ada.

Data Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, per Senin (9/1) pukul 14.36 WIB, saham ADRO secara year to date (YTD) 2023 sudah ambles hingga 22,08 persen yang mengantarkan emiten ini menjadi top losers sepanjang 5 hari pertama tahun ini.

Selain itu, dalam seminggu terakhir, sahamnya juga merosot hingga 16,43 persen.

Merosotnya saham ADRO belakangan seiring dengan agenda perusahaan dalam membagikan dividennya.

Bahkan, saham ADRO menyentuh auto reject bawah (ARB) 7 persen pada saat ex date dividen perusahaan di pasar reguler dan pasar negosiasi yang dilaksanakan pada Senin (2/1).

Melansir data BEI, saham ADRO jatuh hingga minus 6,75 persen pada penutupan Senin (2/1).

Di samping itu, saham ADRO kembali menyentuh ARB pada Rabu (4/1) dan Kamis (5/1), dengan angka penurunan masing-masing di minus 6,25 persen dan minus 6,06 persen.

Asal tahu saja, sebagaimana dikutip dari keterbukaan informasi, ADRO membagikan dividen interim untuk tahun buku 2022 sebesar USD500 juta atau senilai Rp7,78 triliun dengan asumsi kurs Rp15.564/USD.

“Menyetujui untuk membagikan dividen interim untuk tahun buku 2022 sebesar USD500 juta, yang berasal dari laba bersih perseroan periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2022,” tulis manajemen ADRO dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (22/12/2022).

Adapun, jumlah dividen yang dibagikan oleh emiten batu bara ini mencapai Rp0,016/saham atau senilai Rp249,04/saham. Sementara, tanggal pelaksanaan recording date dividen emiten ini dilaksanakan pada Selasa (3/1).

Selain soal aksi jual oleh investor saat ex date dividen perusahaan, sentimen soal harga batu bara di tengah rencana China membuka kembali keran impor dari Australia dan risiko resesi turut membayangi pergerakan saham ADRO.

Periset: Melati Kristina

(ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.