Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan produksi batu bara tahun ini mencapai 695 juta ton, dari produksi tersebut sebagian besar akan di ekspor.
Dari target 695 juta ton tersebut, sebanyak 177 juta ton untuk dipasok ke dalam negeri sisanya 518 juta ton diperuntukkan pasar ekspor.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menuturkan target batu bara untuk kebutuhan domestik di 2023 memang lebih kecil dibandingkan realisasi di tahun 2022 karena menimbang sejumlah langkah pemerintah untuk mengurangi emisi.
"Kenapa turun dari 193 juta ton ke 177 juta ton? tentu saja ada program-program efisiensi yang akan, yang harus kita lakukan untuk pengurangan emisi dan juga efisiensi dari pembangkit-pembangkit konsumen batu bara," jelasnya dalam acara Konferensi Pers Capaian Kinerja Sektor ESDM Tahun 2022 dan Program Kerja Tahun 2023 di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (30/1/2023).
Sebagai informasi, di tahun 2022, kebutuhan batubara domestik mencapai sebesar 193 juta ton atau 116 persen dari target yang ditetapkan sebesar 166 juta ton. Sementara produksi batubara tahun lalu sebesar 687 juta ton atau 104 persen dari target 663 juta ton.
"Dari target kita 663 juta ton di tahun 2022, ternyata proyeksi kita meningkat menjadi 687 juta ton. Ini disebabkan demand, kalau kita lihat konsumsi batubara domestik meningkat dari target 166 juta ton, menjadi sebesar 193 juta juta ton. Ekspor itu capainnya mencapai 494 juta ton," jelas.
Arifin pun meyakini bahwa harga batu bara masih akan cukup baik perkiraan kita di 2023. Hal itu disebabkan masalah balance energi global yang memang masih membutuhkan support batubara.
Dalam kesempatan itu, ia juga menyebutkan langkah konkret pemerintah dalam mitigasi iklim, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dengan peningkatan target mencapai 31,89 persen dengan kemampuan sendiri dan 43,20 persen dengan dukungan internasional.
Pada tahun 2022, capaian penurunan emisi CO2 sebesar 91,5 juta ton. Hal tersebut dicapai melalui aksi mitigasi implementasi EBT, efisiensi energi, dan penerapan bahan bakar rendah karbon, penggunaan teknologi pembangkit bersih dan kegiatan lain. "Selain itu, intensitas penurunan emisi CO2 kita mencapai 0,335 ton," imbuhnya.
Dikatakannya, pemerintah juga terus melaksanakan kebijakan mandatori biodiesel untuk mengurangi impor dan menghemat devisa. Pemanfaatan biodiesel untuk domestik pada tahun 2022 sebesar 10,45 juta Kiloliter (KL) dan penghematan devisa sebesar Rp122,65 triliun atau USD8,34 miliar. (RRD)