PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatatkan pertumbuhan produksi batu bara di sepanjang tahun 2022 lalu.

Produksi perseroan tercatat sebesar 3,37 juta ton atau naik 47% dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,30 juta ton.

Dalam laporan resmi perseroan, angka produksi sepanjang tahun lalu telah melampaui target yang ditetapkan yakni sebesar 2,8 juta hingga 3,3 juta ton. Adapun, kenaikan produksi batu bara perseroan dapat dicapai meski di tengah cuaca yang tidak normal.

Sementara dari sisi penjualan, volume penjualan batu bara ADMR tahun lalu tercatat sebesar 3,20 juta ton, atau naik 39% dari tahun 2021 yang sebesar 2,30 juta ton. Di mana sebanyak 85% batu bara perseroan dipasarkan ke tiga negara, yakni Jepang, Cina dan India.

“Sejak dimulainya operasi pada konsesi PT Maruwai Coal pada tahun 2019, ADMR dapat meningkatkan produksi dan penjualan secara konsisten,” tulis laporan resmi ADMR yang dirilis pekan lalu (15/2/2023).

Sebagai informasi, Batu bara Lampunut dari konsesi Maruwai Coal dikenal dengan karakteristik batu bara kokas yang kuat, yang mendapat peringkat 9 untuk crucible swelling number (CSN) pada skala 1-9. Batu bara Lampunut juga memiliki kandungan abu sangat rendah dan vitrinit tinggi, sehingga menjadi produk batu bara metalurgi unik yang cocok sebagai bahan pencampuran (blending). 

“Dengan karakteristik ini, batu bara Lampunut memiliki keunggulan saing dibandingkan batu bara kokas dari negara lainnya,” lanjut laporan tersebut.

Tahun 2023 ini, ADMR menargetkan penjualan batu bara dapat menembus 3,8 juta sampai 4,3 juta ton. Juga, perseroan berencana memasuki pasar-pasar baru dan meningkatkan volume penjualan ke pasar domestik.

Di samping itu, ekspansi ADMR di pelabuhan Muara Tuhup pada kuartal IV tahun lalu mencatatkan kemajuan dengan merampungkan laporan final penelitian uji laboratorium tanah dan menggunakan data tersebut untuk memfinalisasi detailed engineering design (DED). Dengan rampungnya DED, ADMR dapat memulai tahap selanjutnya untuk mempersiapkan konstruksi. 

Selain itu, seleksi vendor untuk meningkatkan jalan angkutan dan fasilitas penyimpanan bahan bakar juga telah selesai. Adapun, seluruh proyek ini akan mendukung pencapaian target produksi jangka menengah ADMR sebesar 6 juta ton per tahun.

Lebih lanjut, ADMR juga aktif berpartisipasi di industri hilir mineral di Indonesia dengan masuk ke dalam bisnis smelter aluminium melalui anak usahanya yakni, PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI). ADMR akan memimpin proses transformasi Grup Adaro untuk mendukung ekonomi hijau.