Meskipun masih Mahasiswa, bukan berarti kamu
tidak bisa berinvestasi. Ada banyak lho jenis investasi yang cocok untuk
Mahasiswa. Yuk kita cek bersama !
Artikel ini dipersembahkan oleh:
Mahasiswa Juga Perlu Investasi
Saat saya masih menjadi mahasiswa beberapa tahun
yang lalu, internet dan smartphone belum
ngetren seperti saat ini. Jangankan cari tahu mengenai jenis investasi yang
cocok untuk mahasiswa, mencari informasi untuk tugas kuliah dan skripsi juga
masih terbatas. Langganan internet pribadi cukup mahal, sehingga perlu
antre di warnet. Apalagi saat itu belum banyak cafe yang
menyediakan fasilitas wifi. Tetapi, berhubung dari kecil sudah
diajarkan mengenai pentingnya menabung oleh orang tua, saya akhirnya memaksakan
diri untuk menyisihkan sedikit dari uang jajan saya setiap bulan. Lumayanlah
bisa untuk makan makanan yang lebih mewah, beli baju atau sepatu baru.
Semakin berjalannya waktu, saya sadar bahwa
menabung saja tidaklah cukup. Harga barang-barang semakin lama semakin mahal.
Saya tidak bisa selamanya mengandalkan uang saku dari orang tua. Akhirnya saya
mencoba untuk investasi dan magang untuk menambah pemasukan
bulanan. Setelah mencoba investasi, saya menemukan bahwa investasi
memiliki banyak manfaat dalam hidup saya antara lain:
Memenuhi tujuan keuangan (misal: beli gadget,
baju, atau bahkan lanjut kuliah lagi)
Hemat dan bijak saat mengeluarkan uang. Jadi
mikir 2x kalau mau konsumtif
Mendapatkan imbal hasil yang lebih besar
daripada sekadar menabung
Mendapatkan pendapatan pasif
Karena kebiasaan saya melakukan investasi sejak
mahasiswa, saya menemukan jauh lebih mudah bagi saya untuk menyesuaikan diri
ketika sudah mendapatkan penghasilan dari pekerjaan pertama saya. Bahkan pada
saat saya dalam keadaan sulit, saya bersyukur karena investasi saya dapat
menolong saya untuk bertahan hidup. Keterbatasan keadaan seharusnya tidak
menjadi halangan jika kita ingin bersungguh-sungguh investasi.
Sebagai referensi, kembali Anda juga bisa
membaca pengalaman nyata Penulis dari RivanKurniawan.com pada Link dibawah ini
:
[Baca Lagi : Inilah Alasan Mengapa Anda Harus Memulai
Investasi Sekarang]
Dari pengalaman itulah, maka berikut saya akan bagikan jenis-jenis investasi yang cocok untuk kalian para mahasiswa. Diantaranya :
Capital Gain vs Cash Flow
Imbal hasil investasi dibagi menjadi dua jenis
yaitu Capital Gain dan Cash Flow.
Capital Gain artinya
kamu mendapatkan sejumlah imbal hasil yang didapatkan dari selisih antara
pembelian dan penjualan investasi. Imbal hasil atau keuntungan tersebut
digunakan kembali untuk menambah modal investasi dengan tujuan untuk
mendapatkan imbal hasil atau keuntungan yang lebih besar, sehingga biasa
disebut sebagai Capital Gain.
Sedangkan, Cash Flow sendiri artinya
kamu mendapatkan imbal hasil yang rutin diterima secara berkala selama periode
waktu tertentu. Imbal hasil tersebut dapat menambah pendapatanmu setiap
bulannya, sehingga biasa disebut sebagai Cash Flow.
Jadi mana jenis investasi yang cocok untuk
mahasiswa? Investasi dengan jenis Capital Gain atau Cash Flow?
Untuk mahasiswa, sebenarnya lebih cocok jika kamu investasi untuk mengejar Capital
Gain terlebih dahulu baru kemudian Cash Flow. Tujuannya
yaitu untuk meningkatkan modal investasimu. Kalau modal investasimu sudah
semakin besar, selanjutnya bisa mencoba untuk investasi atau beli aset yang
dapat memberikan cash flow.
Lalu, investasi mana sih yang memberi keuntungan jenis capital gain dan cash flow? Berikut ini pemaparannya:
Capital Gain 1:
Reksa Dana
Reksa dana adalah alat investasi yang bekerja
dengan cara menghimpun dana dari masyarakat untuk selanjutnya diinvestasikan
dalam produk keuangan atau portofolio efek oleh perusahaan Manajer Investasi
(MI).
Saya sering menggunakan analogi reks adana
seperti sebuah parcel/hampers. Kamu bisa menemukan parcel/hampers yang
memiliki banyak kombinasi produk (sejenis maupun tidak sejenis) di suatu
supermarket terutama menjelang hari raya. Daripada memilih dan membeli
produk tersebut satu per satu, lalu menggabungkannya ke dalam keranjangmu, kamu
bisa membeli parcel/hampers yang sudah ada dengan mudah. Parcel tersebut
telah ditata dan dikemas dengan baik oleh ahlinya di supermarket. Kadangkala
harganya bahkan jauh lebih menguntungkan daripada kamu membeli produknya secara
terpisah.
Begitupun dengan reksa dana. Kamu bisa menemukan
berbagai reksa dana dengan berbagai kombinasi produk keuangan atau portofolio
efek. Secara umum, reksa dana terdiri dari berbagai jenis yaitu reksa dana
saham, campuran, tetap, dan pasar uang. Agen penjual reksa dana ibarat
seperti supermarket tempat kamu membeli berbagaiparcel (reksa
dana), sedangkan manajer investasi ibarat seperti ahli penyusun parcel di
supermarket.
Manajer investasi telah melalui pelatihan dan
sertifikasi tertentu sehingga diperbolehkan untuk mengelola dana kolektif dari
investor. Kamu bisa sesuaikan reksa dana yang kamu ambil dengan jangka
waktu tujuan keuangan dan profil risikomu. Setiap jenis reksa dana
tersebut tentu memiliki karakteristik profit and return yang
berbeda-beda. High risk high return, low risk low return.
Grafik imbal hasil dan tingkat risiko investasi dari Finansialku
Untuk itu, penting bagi kamu mempelajari
prospektus dan fund fact sheet produk reksa dana sebelum mulai
berinvestasi.
Capital gain suatu reksa dana dihitung dari perbedaan antara NAB (Nilai Aktiva Bersih) pada saat pembelian dan penjualan. Jadi semakin meningkatnya NAB reksa dana yang kamu miliki, maka potensi capital gain reksa dana kamu juga akan meningkat. Sebaliknya, jika NAB terus menurun, maka ada potensi capital loss.
Capital Gain 2: Saham
Kelemahan investasi reksa dana adalah imbal
hasil yang kamu dapatkan akan bergantung pada seberapa ahli manajer investasi
tersebut dalam mengelola reksa dana yang kamu miliki. Jika kamu ingin memiliki
kuasa/kontrol secara langsung atas portofolio investasimu, maka kamu bisa
belajar untuk investasi saham.
Saham Pilihan Sebagai Capital Gain
Banyak yang berpikir bahwa saham adalah sesuatu
yang berbahaya atau menyeramkan. Bahkan saham disebut main judi dan sebagainya.
Tetapi sebenarnya, investasi apapun memiliki risiko. Sama seperti pisau, dapat
berguna untuk melukai orang ataupun memotong sayur. Semua itu tergantung pada
kontrol yang menggunakannya.
Dalam investasi saham, kamu punya kontrol untuk
memiliki saham apa yang sesuai dengan seleramu, berapa lot saham yang kamu
investasikan, kapan waktu terbaik untuk membeli dan menjualnya. Tak kenal,
maka tak sayang. Oleh karena itu, diperlukan niat dan usaha untuk belajar jika
ingin menguasai investasi saham.
Capital gain suatu
investasi saham dihitung dari perbedaan antara harga beli dan harga jual saham.
Apabila perbedaan tersebut bersifat negatif (rugi), maka disebut capital
loss.
Untuk memulai belajar saham, kamu tidak perlu
modal yang besar. Beberapa perusahaan sekuritas mensyaratkan modal investasi
saham mulai dari Rp 100.000 saja. Namun tentunya jika ingin membeli saham
dengan harga tinggi, kamu perlu modal lebih besar.
Cash Flow: P2P
Lending, Deposito atau Membeli Aset
Jika kamu sudah mengumpulkan modal investasi
yang lebih besar dari kedua jenis investasi capital gain di
atas, maka kamu bisa diversifikasi investasimu ke dalam investasi jenis cash
flow. Contohnya P2P lending, deposito, atau membeli
aset. Mengapa? Untuk diversifikasi risiko fluktuasi harga pasar dan
mencapai kebebasan finansial.
Deposito atau Membeli Aset
Investasi P2P lending memberikan
pengembalian pokok + bunga setiap bulannya. Kamu bisa memanfaatkan arus kas
yang masuk tersebut untuk kembali digunakan sebagai modal investasi. Dengan
demikian modal investasi tersebut akan terus menerus bekerja dan menghasilkan
arus kas masuk.
Investasi deposito sifatnya low risk karena
ditempatkan di institusi keuangan bank. Namun, imbal hasil (bunga) yang
diberikan setiap bulan tentu lebih rendah jika dibandingkan dengan produk
keuangan yang lebih tinggi risikonya. Investasi di aset contohnya seperti
properti (rumah/ruko/kost), kendaraan untuk sewa atau jasa online,
bisnis juga dapat menghasilkan arus kas masuk. Namun tentu diperlukan biaya
modal yang besar untuk mendapatkannya.
Kenapa Bukan Investasi Emas?
Harga emas setiap tahun memang mengalami kenaikan (dapat dilihat pada grafik berikut ini)
Namun investasi emas membutuhkan biaya yang
cukup mahal
1 gram + serifikat = Rp600.000 s/d Rp700.000
Emas sebenarnya lebih tepat digunakan untuk anti-inflatioary hedging (alat lindung nilai terhadap inflasi), dan bukan sebagai sarana investasi. Meskipun investasi emas dapat menghasilkan capital gain dan hasilnya bisa di atas inflasi, namun jumlah imbal hasilnya cenderung kecil jika dibandingkan dengan jenis investasi lain.
Mulai Investasi Sekarang Juga!
Itulah jenis-jenis investasi yang cocok untuk
mahasiswa. Mulailah investasi sedini mungkin, jangan sampai kamu menyesal
karena terlambat berinvestasi. Suatu rencana investasi akan menjadi lebih
efektif jika kamu mengetahui apa yang menjadi tujuan keuanganmu. Untuk itu,
susun rencana keuanganmu sekarang juga!
Susah nggak sih menyusun rencana keuangan? Ya, susah susah gampang sih. Tergantung tools yang kamu gunakan. Supaya menyusun rencana keuangan lebih fun dan simple, gunakan Aplikasi Finansialku! Dengan fiturnya yang beragam, kamu bisa mengelola keuangan dalam waktu yang singkat!