Katakanlah anda beberapa kali terheran-heran mendapati berita tentang investor-investor baru di pasar modal yang terus bermunculan dari kalangan karyawan kantoran, pekerja pabrik, supir kendaraan umum, mahasiswa, ibu rumah tangga, pensiunan, penjual cendol, petugas security, petani lada, dan profesi-profesi yang tak terbayangkan sebelumnya. Katakanlah anda mulai "terganggu dan menyerah", serta menyadari, bahwa genderang ajakan berinvestasi di pasar modal begitu nyaring di negeri ini, dari ujung barat hingga ujung timur, dari pusat kota hingga pelosok desa. Katakanlah anda akhirnya sudah memilih salah satu keputusan terbaik dalam hidup anda, "baiklah, saya akan mulai berinvestasi saham atau reksa dana". Dan katakanlah saat ini anda sedang bertanya, "what next?".
Pada saat kita telah memutuskan akan mulai membeli saham, menanamkan modal dan menjadi pemilik salah satu perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), kita harus menghubungi perusahaan efek atau sekuritas. Lebih dari seratus perusahaan sekuritas yang tercatat sebagai anggota BEI, yang tentu saja memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Banyak diantaranya yang memiliki tidak hanya kantor pusat di Jakarta, tetapi kantor cabang yang tersebar di hampir seluruh provinsi. BEI memiliki 26 kantor perwakilan di daerah, lengkap dengan beberapa perusahaan sekuritas di dalamnya. Lebih dari 300 galeri investasi di kampus perguruan tinggi seluruh Indonesia juga memungkinkan melayani niat kita menjadi investor. Siapkan saja KTP dan NPWP, sisihkan waktu beberapa jam berkunjung (untuk manfaat berpuluh-puluh tahun ke depan) ke salah satu lokasi tadi untuk menyelesaikan administrasi pembukaan rekening efek kita. Begitu rekening kita selesai diproses dan diberi kabar oleh si sekuritas, beberapa perusahaan efek itu dengan senang hati menerima setoran awal seratus ribu rupiah kita. Seratus ribu rupiah.
Atau kalau kita merasa sementara ini lebih nyaman untuk tidak membeli saham langsung, tetapi berinvestasi melalui reksa dana, dimana dana kita dikelola oleh para manajer investasi handal, hubungi saja perusahaan sang manajer investasi. Daftar nama perusahaan manajer investasi dapat kita cek di website OJK, demikian pula nama perusahaan sekuritas, daftarnya terdapat di website BEI. Banyak bank umum juga bertindak sebagai selling agent yang dapat melayani penjualan reksa dana. Dengan prosedur pembukaan rekening reksa dana yang mudah, tinggal kita putuskan segera mau beli reksa dana yang mana satuannya disebut unit penyertaan - mulai dari reksa dana pasar uang yang konservatif hingga reksa dana saham yang lebih "agresif". Juga dengan minimal nilai setoran modal awal pembelian yang sama dengan pembelian saham.
Kalau investasi di reksa dana tadi keputusan sepenuhnya diserahkan ke pihak manajer investasi, lantas bagaimana kita yang memutuskan untuk membeli saham secara langsung? Selalu ada pertanyaan klasik, kapan dan saham apa? Perlu dicatat bahwa hanya segelintir saja manusia di atas bumi ini yang memiliki kemampuan luar biasa mampu melihat saham-saham perusahaan "salah harga". Namun toh sama sekali tidak dibutuhkan kemampuan luar biasa untuk mulai membeli saham pertama kita. Yang dibutuhkan hanya keberanian luar biasa.
Bukan keberanian menghadapi resiko naik turun investasi kita, tetapi keberanian untuk memulai. Dan itu sudah lebih dari cukup.
Setiap hari pasar saham menyajikan harga terbaiknya. Setiap saat adalah saat yang tepat untuk membeli perusahaan. Kita bukan pedagang yang membeli saham untuk dijual kembali dalam hitungan jam, hari, minggu, bulan, bahkan tahun. Tidak perlu memelototi terus menerus kedipan harga saham yang bergerak di komputer atau smart phone. Kita adalah investor. Orientasi kita selalu jangka panjang.
Lalu untuk pertanyaan saham apa, terlalu banyak perusahaan bagus di Bursa Efek Indonesia yang dapat dibeli. Menyebut saham bank, terdapat bank-bank besar terbaik yang bisa menjadi pilihan. Perusahaan-perusahaan penghasil bahan kebutuhan sehari-hari juga selalu menarik, perusahaan-perusahaan yang mungkin sudah berdiri sebelum kita dilahirkan dan akan terus bertahan nantinya pada saat cucu pertama kita lahir. Demikian pula dengan saham-saham perusahaan terbaik di sektor telekomunikasi, otomotif, farmasi, dan sektor-sektor industri lainnya. Beli dan simpan. (Kapan boleh dijual? Kapan pun kita mau, kita kan pemegang saham dan pemilik perusahaan.) Namun sekali lagi, beli dan simpan. Tabung berkala. Biarkan investasi berjalan bersama sahabat terbaiknya, yakni waktu.
Investor adalah orang-orang optimis yang selalu berpikir positif mengenai masa depannya, masa depan keluarganya, masa depan perusahaannya, dan masa depan negeri ini. Mana ada orang negatif pesimis yang menjadi investor, bukan? Indonesia baru saja dinobatkan sebagai negara paling optimis ketiga di dunia, setelah Filipina dan India. Mengungguli Amerika Serikat, Denmark, China, Uni Emirat Arab, serta Thailand. Luar biasa membanggakan! Lalu kalau kita adalah kelompok orang-orang pertama tadi, tetapi tidak kunjung berani dan berniat serius mulai berinvestasi, betapa naifnya kita. Seperti kata seorang teman, investasi bukan cuma soal return dan keuntungan, bukan hanya soal uang, tetapi nilai moral kehidupan kita. Serumit itu? Ya, sesederhana itu.
Oleh : Nicky Hogan
Direktur Bursa Efek Indonesia