detik
Pemimpin Harus Menguasai Teori Motivasi
Seorang pemimpin hanya mungkin berhasil dan efektif menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya apabila mampu mengelola motivasi dari semua karyawan atau
pengikutnya. Ketidakmampuan seorang pemimpin untuk mengelola motivasi
karyawannya menjadi sumber banyak permasalahan yang berdampak tidak efektifnya
pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kualitas pemimpin akan tercermin
dari kemampuannya untuk memahami dengan benar motivasi setiap orang yang
dipimpinnya.
Seorang karyawan akan bekerja dengan penuh semangat dan antusiasme ketika
dia merasa bahwa pimpinannya mengerti dengan tepat motivasi yang ada dalam
dirinya sebagai, sehingga akan memberikan yang terbaik bagi organisasi tanpa mengenal
lelah setiap hari. Apabila kondisi ini dirasakan oleh semua orang dalam
organisasi maka dipastikan tujuan organisasi akan tercapai dengan efektif. Kalau demikian,
permasalahannya menjadi jelas dan sederhana. Seorang pemimpin harus memahami
dan menguasai Teori Motivasi itu. Bila seorang pemimpin tidak becus, tidak
benar dan tidak efektif dalam memimpin organisasinya maka salah satu penyebab
utamanya adalah pemimpinnya tidak paham dan menguasai Teori Motivasi.
Kepmimpinan dan Motivasi
Secara sederhana motivasi itu adalah menunjuk
pada kekuatan baik internal maupun eksternal terhadap seseorang yang mampu
membangkitkan antusiasme dan ketekunan untuk melakukan suatu tindakan tertentu.
Dengan demikian motivasi kerja seorang karyawan dipastikan akan
mempengaruhi produktivitas yang hendak dicapai oleh perusahaan. Ini berarti
juga bahwa menjadi bagian dari pekerjaan seorang pemimpin untuk mendorong dan
menyalurkan motivasi pengikutnya terhadap pencapaian visi dan sasaran
organisasi.
Menjadi perlu dipahami dan disadari bahwa berbagi studi tentang motivasi
membantu para pemimpin memahami apa yang mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan, apa yang mempengaruhi pilihan tindakannya, dan mengapa mereka
bertahan dalam tindakan itu dari waktu ke waktu. Artinya, dengan memahami
motivasi seseorang akan mudah untuk memahami mengapa dia berperilaku atau
bertindak sesuatu, dan bahkan berperilaku tertentu dalam jangka waktu tertentu,
serta cerminan dari apa yang menjadi mimpi dalam hidupnya. Dari berbagai
referensi/literature, dari sisi model
atau kerangkanya teori motivasi, dapat dipahami bahwa ada tiga elemen dasar
sebuah motivasi, yaitu, ada kebutuhan (needs) yang
mendorong munculnya perilaku (behavior), dan
mengharapkan ganjaran (reaward).
Orang memiliki kebutuhan dasar, seperti untuk pertemanan, pengakuan, atau
keuntungan keuangan/moneter, yang diterjemahkan ke dalam ketegangan internal
yang memotivasi perilaku spesifik untuk memenuhi kebutuhan. Sampai perilaku
berhasil, orang tersebut mendapat ganjaran atau rewards bila
kebutuhannya terpenuhi. Reward atau
imbalan juga menginformasikan orang bahwa tingkah lakunya sesuai dan dapat
digunakan lagi di masa depan. Poin kuncinya adalah sesuatu yang dapat menyebabkan perilaku yang
mencerminkan kinerja tinggi di dalam organisasi. Pemimpin dapat menggunakan
teori motivasi untuk membantu memenuhi kebutuhan pengikut dan sekaligus
mendorong kinerja kerja yang tinggi. Bila pekerja tidak termotivasi untuk
mencapai tujuan organisasi, kesalahannya seringkali dengan pemimpin.
Apa hubungannya kepemimpinan dengan motivasi karyawan?. Sederhana
pemahamannya, yaitu kepemimpinan itu merupakan usaha terus menerus dari seorang
pemimpin untuk mempengaruhi perilaku pengikut atau karyawannya melakukan
sesuatu tindakan untuk mencapai atau mewujudkan tujuan bersama dengan baik dan
tepat. Artinya, pemimpin itu mencapai tujuannya dengan atau melalu
pengikut atau karyawannya. Tidak mungkin pemimpin bekerja sendirian mewujudkan tujuan organisasinya,
tetapi harus melalui bawahannya, pengikutnya. Dan tidak mungkin bawahannya
atau pengikutnya melakukan perintah pimpinannya kalau tidak sesuai dengan
motivasinya. Kalaupun ada yang melakukannya tetapi tak sesuai motivasinya maka
itu hanya karena keterpaksaan saja. Dan bila ini yang terjadi, maka hasilnya
dipastikan tidak akan efektif bagi pencapaian tujuan organisasinya.
Manajemen Konvensional Vs Kepemimpinan
Bila menggunakan pemahaman teori motivasi untuk membedakan perilaku para
pemimpin, sejak dahulu hingga saat ini dan kedepan, maka pimpinan dalam suatu
organisasi dapat dipisahkan menjadi dua pendekatan, yaitu Pendekatan Manajemen
Konvensional versus Pendekatan Kepemimpinan. Keduanya bertolak belakang sangat
kontras dan ekstrim dan sekaligus mencerminkan bagaimana seorang pemimpin
memperlakukan karyawannya dalam bekerja.
Pendekatan manajemen konvensional sering menarik kebutuhan individu yang
rendah dan mendasar dan bergantung pada penghargaan ekstrinsik dan hukuman
untuk memotivasi orang untuk berperilaku dengan cara yang diinginkan.
Pendekatan ini efektif, namun didasarkan pada pengendalian perilaku karyawan
dengan memanipulasi keputusan mereka tentang bagaimana bertindak.
Kebutuhan orang yang lebih tinggi mungkin tidak terpenuhi dalam
memanfaatkan tenaga kerja mereka sebagai imbalan atas penghargaan eksternal. Di
bawah pendekatan manajemen konvensional, orang melakukan cukup untuk menerima
penghargaan atau menghindari hukuman karena mereka tidak akan selalu mendapatkan
kepuasan intrinsik dari pekerjaan mereka. Sedangkan pendekatan kepemimpinan berusaha untuk memotivasi orang dengan
memberi mereka kesempatan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi dan
memperkaya kehidupan orang lain, biasanya lebih bermotivasi tinggi karena
penghargaan intrinsik yang diperoleh dari membantu orang lain. Pemimpin di
perusahaan yang memungkinkan intrinsik dihargai.
Penghargaan intrinsik berasal dari kepuasan internal yang diterima seseorang dalam proses
melakukan tindakan tertentu. Memecahkan masalah untuk menguntungkan orang lain
dapat memenuhi misi pribadi, atau menyelesaikan tugas yang kompleks dapat
memberikan perasaan prestasi yang menyenangkan. Penghargaan intrinsik bersifat
internal dan berada di bawah kendali individu, seperti melakukan perilaku tugas
untuk memenuhi kebutuhan akan kompetensi dan penentuan nasib sendiri.
Penghargaan ekstrinsik diberikan oleh orang lain, biasanya seorang supervisor, dan termasuk
promosi dan kenaikan gaji. Karena berasal secara eksternal sebagai hasil dari
kesenangan orang lain, penghargaan ekstrinsik memaksa individu untuk terlibat
dalam perilaku tugas untuk sumber luar yang menyediakan apa yang mereka
butuhkan, seperti uang untuk bertahan hidup di masyarakat modern.
Meskipun penghargaan ekstrinsik penting, para pemimpin bekerja sangat keras
untuk membantu pengikut mencapai penghargaan intrinsik. Penghargaan intrinsik
menarik bagi kebutuhan individu yang lebih tinggi, seperti untuk pencapaian,
kompetensi, pemenuhan, dan penentuan nasib sendiri. Penghargaan ekstrinsik
menarik bagi kebutuhan individu yang lebih rendah, seperti untuk kenyamanan
material dan keamanan dan keamanan dasar.
doc.pribadi
Nampaknya pendekatan manajemen konvensional semakin lama semakin
ditinggalkan oleh para pemimpin pada zaman now, karena tidak
efektif lagi untuk mendorong karyawan bisa mencapai prestasi tertinggi mereka.
Ada kesan para karyawan melakukan pekerjaannya dengan keterpaksaan atau malah
dipaksakan oleh pimpinannya. Tentu saja ini tidak menguntungkan untuk jangka
panjang. Sementara itu, pendekatan kepemimpinan atau leadership
approach semakin menunjukkan ke-efektifitasannya dalam mendorong karyawan
mencapai prestasi tertinggi mereka dalam organisasi. Hal ini dapat dipahami
dengan 4 komponen kuncinya yaitu kebutuhan yang lebih tinggi, keterlibatan
karyawan, dan memberikan usaha terbaiknya.
Teori Motivasi Kerja
Teori motivasi berkembang dengan cepat sekali sejalan dengan perubahan yang
terjadi dengan sangat cepat pula dalam dunia pekerjaan dan teknologi yang
mempengaruhi pola kerja, cara kerja bahkan teknik produksi dan pekerjaan.
Menyebabkan setiap karyawan atau pekerja harus berusaha menyesuaikan diri
dengan dinamika perubahan yang ada.
Dari sekian banyak Teori Motivasi dapat dikelompokkan dengan dua saja,
yaitu teori motivasi yang berbasis kebutuhan yang didorong oleh faktor-faktor
dari dalam, dan teori-teori motivasi yang pendorong utamanya datangnya dari
luar diri seseorang.
Teori Motivasi berbasis Kebutuhan
Teori motivasi yang didorong berdasarkan kebutuhan atau needs based
theories of Motivations, motivasi yang dibangun berdasarkan dorongan
dari dalam diri seseorang. Ada tiga teori motivasi yang sangat popular dibagian
ini, yaitu Teori Motivasi Hierarkhi Kebutuhan dari Abraham Maslow, Teori Dua
Faktor dari Herzberg (Herzberg's Two Factors Theory), dan Acquired
Needs Theory yang dikemukakan oleh David McClelland
Teori Motivasi Berbsis Faktor External
Dua, Teori motivasi yang dibangun atau di dorong oleh faktor-faktor yang
datang dari luar diri seseorang dan ada tiga buah teori motivasi yang sangat
representative untuk kelompok ini, yaitu (i). Reinforcement Perspective
on Motivataion dari BF Skinner (ii) Expectacy Theory dari
Vroom, dan (iii) Equity Theory dari John Stacey Adams.
Teori Harapan yang efektif
Salah satu teori motivasi yang sangat sederhana untuk dipahami oleh seorang
pemimpin adalah Teori Harapan atau Expectancy theory yang
dikemukakan oleh Victor Vroom. Teori Harapan adalah yang
menunjukkan bahwa motivasi tergantung pada harapan mental individu seseorang
karyawan atau pegawai tentang kemampuan mereka untuk melakukan tugas dan
menerima imbalan yang diinginkan. Expectancy theory didasarkan
pada hubungan antara upaya individu, kemungkinan kinerja tinggi, dan keinginan
hasil setelah kinerja tinggi.
Teori menegaskan bahwa seorang karyawan memiliki harapan tentang Usaha atau
Effort yang lebih besar dari
Kinerja/Capaian atau Performance. Dan Performance atau Kinerja harus lebih
besar dari Hasil atau Outcomes yang
diinginkan. Kemudian, ketika dia mencapai Outcomes
tertentu yang akan mengharapkan nilai yang tertinggi yang akan menjadi dasar
atau pertimbangan dari Pimpinannya untuk di hargai, dibayar atau dalam bentuk
imbalan lainnya.
Teori harapan menyimpulkan bahwa jika hasil yang dicapai dari kerja dan
semangat yang tinggi dan kinerja yang baik tidak dihargai oleh karyawan,
motivasi karyawan akan rendah, demikian juga sebaliknya, jika hasil yang
dicapai memiliki nilai yang tinggi, motivasi karyawan akan menjadi lebih
tinggi.
doc.pribadi
Teori Harapan menjadi menarik untuk diaplikasikan oleh seorang pemimpin
atau seorang manajer maupun seorang direktur yang memimpin sejumlah karyawan
atau pengikut, dengan beberapa poin kunci untuk menjadikan acuan mengelola
motivasi karyawan. Beberapa poin kunci adalah
1.
Seorang karyawan akan sangat termotivasi bekerja dengan penuh semangat dan
antusiasme ketika pimpinan sendiri menghargai capain prestasi tinggi dalam
perusahaan. Penghargaan terhadap capaian tertinggi harus diwujudkan dalam
bentuk pengakuan, imbalan atau rewards
bagi karyawan,
2.
Hanya dengan effort atau usaha
yang lebih besarlah maka kinerja yang tinggi akan dicapai. Upaya atau kerja
terus menerus menjadi jaminan akan mencapai kinerja tertinggi. Dengan kata
lain, tidak ada orang yang terus bekerja dan bekerja akan gagal dalam usahanya.
Motto kerja-kerja- kerja merupakan implementasi dari salah satu sosi Teori
Harapan,
3.
Capaian atau performance setiap
orang dalam organisasi harus terkelola dengan benar dan tepat karena aspek
inilah yang menjadi sangat sensitif bagi karyawan. Sekecil apapun capaian
karyawan harus diapresiasi dengan tepat. Inilah cara yang sangat mudah, dan
murah bagi seorang pemimpin untuk mengelola motivasi karyawannya.
Lalu Zohri : Prestasi Tinggi
Salah satu contoh konkrit yang sangat bagus tentang penerapan Teori Harapan
adalah yang dialami oleh seorang bersama Zohri. Adalah seorang anak muda
Indonesia bernama Lalu Muhammad Zohri meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia
Atletik Junior U-20 yang berlangsung di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7/2018).
Atlet asal Nusa Tenggara Barat ini menjadi juara setelah finis dengan catatan
waktu tercepat, 10,18 detik. Catatan tersebut hampir menyamai rekor lari 100
meter tercepat di Asia Tenggara yang kebetulan tercatat atas nama pelari Tanah
Air, Suryo Agung Wibowo, dengan 10,17 detik pada 2009 (Kompas.com)
https://bola.kompas.com/read/2018/07/21/08150018/bukan-asian-games-lalu-muhammad-zohri-disiapkan-untuk-olimpiade
Berita prestasi Internasional dari Zohri ini seketika menjadi berita
nasional yang menjadi viral
dimedia-media dan langsung direspon oleh pemerintah, baik Menteri Olah Raga,
dan terutama Joko Widodo sebagai Orang Nomor 1 di Negeri ini. Tidak
tanggung-tanggung, Presiden Jokowi langsung mengundang Zohri ke istana Presiden
dan memberikan pengakuan, apresiasi dan bahkan rewards yang luar biasa.
Yang dilakukan oleh Jokowi sebagai Pimpinan Tertinggi di Indonesia
merupakan contoh yang sangat baik penerapan Expectasy Thoey yang dikemukan oleh
Vroom ini. Momen penyambutan Zhori oleh Menteri Olah Raga di Bandara, kemudian
diteruskan oleh bertemu Presiden di Istana, dan bahkan Presiden Memerintahkan
untuk mengunjungi dan merehab rumah Zohri menjadi bukti bahwa Pimpinan Negara
Indonesia sangat menghargai dan memberikan nilai tertinggi untuk pencapaian
kinerja dan prestasi tinggi dari warga negaranya. Ini akan menjadi acuan bagi
setiap warga negara untuk termotivasi mencapai prestasi tertinggi.
Kalau ini akan diteruskan dan dijadikan habit dari setiap pemimpin disemua
level di republik ini, maka dalam waktu yang cepat akan menjadi virus motivasi
bagi semua warganya. Yaitu beramai-ramai mencapai prestasi tertinggi.
Momen Asian Games sedang berjalan, dan saya pastikan Pimpinan Negeri ini
akan mengawal habis pertandingan dengan menyediakan penghargaan, pengakuan dan rewards bagi setiap prestasi yang akan
dicapai. Mari kita saksikan dan kita ikut mengawal Asian Games ini sebagai
bangsa yang besar dikawasan Asia saat ini.