www.koozai.com
Apa yang Terjadi ketika Pemimpin Sibuk?
Bila ada seorang pemimpin mengatakan bahwa dia sangat sibuk maka
sesungguhnya dia bukan seorang pemimpin. Artinya seorang pemimpin tidak
penah sibuk, sebab kalau dia sibuk maka dia tidak sedang memimpin, padahal
tugas dan tanggung jawabnya adalah memimpin.
Inilah sebuah impression atau lebih tepat conclusion dari
sisi psikologi seorang pemimpin ketika membaca keseluruhan buku "agak
jadul - 1999" berjudul LEADERSHIP A to Z, yang di susun dengan
sangat praktis dan sederhana, artinya gampang dimengerti dan mudah
dilaksanakan, oleh James O'Toole.
Menarik sekali isi buku ini, karena semua pemahaman dasar, persoalan
bahkan praktik - praktik Kepemimpinan disentuh mulai dari huruf A, B,... dan
seterusnya dan berakhir di huruf Z. Kesimpulan yang saya dapatkan klimaksnya
mulai huruf X,Y dan Z.
Banyak para executive, CEO dan
para manajer yang dalam kesehariannya lebih banyak menghabiskan waktu dan
tenaga serta pengetahuannya dengan menyibukkan diri dengan hal-hal rutin,
teknis administratif atau semacamnya. Dan yakinlah, bahwa ketika merasakan
sibuk luar biasa maka dia menganulir, mengeliminasi dan menghilangkan tugas dan
tanggung jawab serta peran sebagai pemimpin itu.
Dipastikan bahwa banyak korporasi gagal, atau kinerjanya tidak maksimal
bahkan tidak optimal gara-gara pemimpinnya sibuk, kemudian tidak ada yang
memimpin. Sehingga, kehilangan kepemimpinan.
Dan Anda harus paham bahwa ketika kepemimpinan hilang maka segala
sesuatu bisa terjadi, jalannya organisasi bisa alias miring, menukik kebawah,
sumber daya mubazir tidak keruan, budaya korporasi menjadi longgar, disiplin
kerja ditabrak habis-habisan. Semua terjadi saat pemimpinnya sibuk dan sibuk.
Fakta dan berbagai hasil penelitian yang sudah teruji menunjukkan bahwa
yang membedakan perusahaan atau organisasi yang berhasil dengan perusahaan yang
gagal, terletak pada efektivitas leadership
yang dijalankan oleh seorang Leader.
Perusahaan akan berhasil kalau fungsi kepemimpinannya tidak pernah
hilang dan kosong tetapi selalu menyala, selalu online dan dirasakan oleh semua
orang yang dipimpinnya. Sebaliknya, kegagalan sebuah korporasi sangat mungkin
penyebab utamanya ketika kehilangan fungsi leadership dalam perusahaan sering
terjadi. Artinya leader-nya sangat
sibuk sehingga tak punya waktu untuk memimpin.
Checklist What Leaders Do
Kegagalan seorang pemimpin, tidak mampu membuat perbedaan dan perubahan
kearah yang diinginkan organisasi, oleh karena ketidaktahuannya tentang apa
yang harus dilakukan dan dikerjakan setiap saat.
Sehingga, sangat mungkin yang dilakukannya adalah sesuatu yang bukan
tugasnya sebagai seorang pemimpin, tetapi sesuatu yang seharusnya merupakan
tugas stafnya, karyawannya atau pekerjaan orang lain.
Paling tidak ada 7 kelompok tugas seorang pemimpin yang bisa
menjadi pedoman dalam menghadirkan fungsi dan peran kepemimpinannya dalam
organisasi.
Pertama, Tugas Menetapkan Arah.
Seorang pemimpin harus memahami dengan benar, jelas, tegas, dan tidak
abu-abu tentang arah atau tujuan yang hendak dituju, dicapai dan diwujudkan.
Semua orang dalam organisasi bekerja, beraktivitas dan berinovasi hanya dan
satu-satu hanya untuk menuju tujuan yang ditetapkan. Arah yang dituju akan
menjadi patokan apakah ada perubahan dan pergeseran keadaan menuju dan
mendekati tujuan utama.
Secara praktis ada 6 hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin,
yaitu :
1.
Memilih tim kepemimpinan
2.
Mendengarkan pengikut dan kemudian mengidentifikasi kebutuhan mereka
3.
Membuat visi bersama dan menilai
4.
Membangun kasus dan untuk perubahan
5.
Menghubungkan perubahan dengan kebutuhan pengikut
6.
Menciptakan harapan
Kedua, Tugas Mengubah Perilaku
Mengubah perilaku berarti membangun budaya organisasi yang kuat sebagai
salah satu sumber energi dan kekuatan suatu perusahaan. Semua orang yang ada
dalam organisasi perilakunya harus menjadi bagian dalam proses memperjuangkan
dan mewujudkan pencapaian tujuan atau target.
Ingat, persoalan yang paling banyak dalam organisasi adalah dari
penyimpangan perilaku setiap karyawan. Penyimpangan perilaku sebagai indikator
seseorang belum menghayati apa yang menjadi arah dan target perusahaan.
Untuk itu, ada 5 hal yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin untuk
mengarahkan perilaku karyawannya, yaitu
1.
Memberikan tantangan, tarik ulur, dan motivasi
2.
Menjelaskan dan mengarahkan perilaku yang sesuai dan dibutuhkan
3.
Membuat setiap orang bertanggungjawab
4.
Memberikan penghargaan, merayakan, dan merangsang perilaku positif
5.
Menghukum perilaku yang tidak sesuai
Ketiga, Tugas Menyediakan Balas Jasa
Balas jasa tidak sekedar dalam bentuk gaji setiap bulan saja yang
diberikan kepada karyawan, tetapi secara totalitas mengekspresikan apresiasi
terhadap seluruh kinerja dan performa setiap orang. Ini sangat menentukan untuk
tetap mengarahkan setiap orang bekerja dengan penuh semangat menuju target.
Ada 4 hal yang bisa menjadi pedoman untuk dilakukan oleh seorang
pemimpin, yaitu
1.
Menciptakan metriks yang sesuai yang berfokus pada hal-hal
yang mendasar dan esensial
2.
Menetapkan dan mengharuskan batasan, mendefinisikan tingkat pemberdayaan
3.
Mengurangi rasa takut terhadap kegagalan dan pengambilan resiko
4.
Menghargai pembelajaran, eksperimen dan inovasi
Keempat, Tugas Berkomunikasi
Komunikasi merupakan salah satu fungsi kunci dan mendasar yang dilakukan
oleh seorang pemimpin. Banyak pemimpin gagal memimpin karena ketidakmampuannya
berkomunikasi dengan baik dan benar serta efektif.
Ada 7 hal penting yang bisa dilakukan oleh seorang pemimpin untuk
mengefektifkan tugas berkomunikasi ini, yaitu :
1.
Mengkomunikasikan tujuan perusahaan atau organisasi
2.
Berkorban atau membuat komitmen
3.
Melatih dan mengajar
4.
Menghidupkan nilai-nilai organisasi dan mempraktikkan integritas
5.
Berbicara dengan konsisten, meletakan dasar-dasar kepercayaan
6.
Menggunakan simbol yang sesuai dan nilai universal
7.
Mengembangkan iklim untuk perbedaan pendapat
Kelima, Tugas Berfokus pada Kinerja
Harusnya semua aktivitas yang dikerjakan dalam sebuah organisasi, mulai
dari hal-hal yang kecil hingga hal-hal yang besar, harus berfokus pada
pencapaian tujuan organisasi. Semua kegiatan yang tidak mengarah pada kinerja
maka harus dihindari karena hanya menghabiskan sumber daya organisasi.
Ada 4 poin yang menjadi acuan praktis bagi seorang pemimpin untuk
mengarahkan pada seluruhnya kinerja organisasi, yaitu :
1.
Merangkai kembali tantangan organisasi, mendefinisikan ulang kenyataan
bisnis
2.
Menciptakan rasa urgensi
3.
Menghubungkan metrik kepada kinerja
4.
Memerangi rasa puas diri, memberikan energi pada organisasi
Keenam, Tugas Merancang Arsitektur yang Sesuai
Richard T Daft dalam bukunya Leadership
(2017), disalah satu Chapternya, membahas bahwa salah satu tugas seorang
pemimpin adalah sebagai Arsitek Sosial, yang merancang dan merencanakan serta
melaksanakan bagaimana konstruksi hubungan antara orang dengan orang dalam
sebuah perusahaan atau organisasi. Dimaksudkan agar semua interaksi yang ada,
mengarah dan menuju kepada pencapaian tujuan utama dan penciptaan kinerja yang
terbaik.
Untuk itu ada 6 poin yang menjadi tindakan sebagai acuan seorang
pemimpin, yaitu :
1.
Menyediakan sumber daya, termasuk didalamnya wewenang dan kekuasaan
2.
Menciptakan kondisi dimana orang-orang lain dapat memimpin
3.
Menciptakan kesesuaian antar strategi, struktur dan proses
4.
Mempraktikkan penyertaan, menunjukkan rasa hormat untuk para pengikut
5.
Hadir dan terlibat di tengah-tengah organisasi
6.
Mengembangkan kekuatan istimewa kepemimpinan, baik para pengikut dan
penerusnya
Ketujuh. Lain-lain
Dipastikan bahwa peran dan fungsi seorang pemimpin akan terus berkembang
dan bertumbuh seiring dengan perubahan dan kemajuan yang terus terjadi. Mau
tidak mau, seorang pemimpin harus menyesuaikan diri agar mampu membawa
perubahan dan perbedaan yang signifikan dalam kehidupan perusahaan. Dengan
aktif memimpin ke atas, ke luar, dan kesamping bahkan ke bawah.
Mendelegasikan dan menyingkirkan Seseorang yang berada pada posisi sebagai seorang Leader harus sungguh-sungguh menyadari, memahami dan melaksanakan dengan penuh dedikasi, tanggung jawab dan refleksi setiap hari. Tidak banyak orang berada pada posisi sebagai seorang pemimpin dalam organisasi, namun memiliki dampak yang luar biasa bagi kehidupan organisasi itu. Pada dirinya sendiri, seorang pemimpin menjadi representasi, cerminan dan gambaran utuh keseluruhan eksistensi organisasi yang dipimpinnya, sehingga kesalahan dan penyimpangan perilaku seorang pemimpin akan mencederai dan menyakiti serta merusak organisasi itu sendiri.