Anda boleh tidak yakin dan
percaya dengan hasil hitung cepat oleh sejumlah lembaga survei yang memenangkan
Jokowi, tetapi pelaku di pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar modal
mencermatinya dengan sangat teliti sebelum mengambil keputusan untuk investasi
pada hari ini.
Ini berkaitan dengan soal
ekspektasi atau harapan investor tentang hasil Pilpres 2019. Artinya kalau yang
diharapkan pasar adalah kemenangan bagi incumbent maka pasar akan bereaksi
positif, dan sebaliknya kalau harapan mereka adalah kekalahan Jokowi maka
investor akan bereaksi negatif.
Reaksi pasar artinya,
memutuskan untuk melakukan investasi di pasar uang dan bursa efek atau tidak
melakukannya bahkan akan menarik dananya untuk disimpan dulu atau dialihkan ke
negara lain yang diyakini lebih aman.
Kalau demikian, apa harapan
investor dan haarapan pasar keseluruhan tentunya terhadap hasil Pilpres 2019?
Dalam artikel saya tentang
sehari sebelum Pemilu serentak, berdasarkan data pergerakan harga saham dan
juga nilai rupiah, sangat positif semua, terutama IHSG yang semakin
kinclong, menunjukkan harapan pasar bahwa Jokowi-Amin pasti akan menang dan
terpilih kembali menjadi Presiden untuk kedua kalinya.
Hal ini ditunjukkan dengan
pemborongan saham-saham di Bursa Efek Indonesia, BEI, oleh investor asing yang
membukukan net buy hingga Rp. 2,76 trilun sejak Januari 2019.
Ini bukti tingkat keyakinan
yang sangat tinggi. Dan ketika harapan investor itu menjadi kenyataan, dengan
menggunakan hasil Hitung Cepat atau Quick Count yang memenangkan Incumbent,
maka investor akan senyum, ketawa dan senang. Artinya aksi beli saham atau
menahan rupiah akan terus berlanjut pada hari ini, Kamis 18 April 2019
Bagaimana dengan pergerakan
nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat?
Nampaknya indikasi yang sama
dengan saham juga terjadi. Karena harapan pasar bagi kemenangan Jokowi -- Amin,
maka reaksi investor sangat positif. Bahkan sangat mungkin hari ini rupiah
semakin kuat dan perkasa, dan bisa saja mampir pada angka Rp. 14.000 per dolar
USA.
Walaupun pasar spot dalam
negeri kemarin rabu 17 April 2019 tidak ada aktifitas perdagangan karena libur
nasional untuk Pemilu serentak, tetapi perdagangan valutas asing, termasuk
rupiah dilakukan di luar negeri yaitu NDF. NDF adalah singkatan dari
Non Deliverable Forward, semacam pasar berjangka. Dengan kata lain bahwa NDF
ini perdagangan mata uang berjangka atau suatu kontrak forward dalam jangka
pendek.
Pada perdagangan di NDF pada
hari Rabu 17 April 2019, pergerakan rupiah terhadap dolar AS, rata-ratanya ada
di angka Rp. 14.070 perdolar AS. Angka ini berada dalam rentang antara Rp.
14.019/dolar USA yang merupakan angka terkuat kemarin bagi rupiah, dan yang
tertiinggi atau terlemah ada di angka Rp. 14.085/dolar USA.
Sehingga, dengan hasil quick
count yang memenuhi harapan pasar, kemungkinan rupiah akan menuju angka Rp.
14.000 perdolar akan terjadi. Tentu saja asumsinya tidak ada kegojlak yang
sangat siginifikan, terutama dari dalam negeri.
Bahkan perkiraan yang sangat
spekulatif memperkirakan rrupiah bisa semakin perkasa habiss hingga
dibawah angka Rp. 14.000 perdolar. Namun demikian, memasuki Rp 14.000
saja pada hari ini kamis 18 April, akan menjadi indikasi yang sangat bagus
tentang pergerakan rupiah beberapa hari kedepan. Sambil memantau berbagai
dinamika informasi kunci lainnya baik dari dalam negeri maupun luar negeri
Perkiraan ini tidak tanpa
alasan, mengingat informasi sensitive lainnya secara global juga masih ssangat
psoitif. Sebagai contoh informasi yang muncul bahwa IMF memberikan apresiasi
positif terhadap pertumbuhan ekonomi China yang sudah bertumbuh
pada angka 6,4%. Dipastikan sentiment positif ini akan terus berlanjut dan
dampaknya bagi penguatan rupiah di dalam negeri.
Setelah selesai Pemilu
serentak kemarin, maka dipastikan hari ini, suasana politik ditanah air akan
adem ayem bak danau tak beriak sama sekali. Karena puncak dan klimatksnya sudah
dilewati hingga sore kemarin.
Masyarakat akan kembali
kepada rutinitas yang lama untuk membuat hidup tetap bersemangat. Pemilmu 2019
pelan dan pelan akan menjadi sebuah memori bagi setiap orang di negeri ini.
Dan terus melalukan evaluasi
yang apa yang sudah terjadi selama setahun. Apa yang dialami dana pa hasilnya
bagi dirinya sendiri, bagi keluarganya, dan bagi negara serta untuk masa depan
yang bagaimana.
Sangat mungkin ada yang
kecewa dan sangat kecewa tetapi dipastikan sangat banyak yang bahagia dan
senang serta gembira, bukan karena kemenangan capres 01 dan kekalahan capres
02, tetapi karena kemenangan bagi Negeri Indonesia ini.
Senang karena mampu
menyelenggarakan pesta demokrasi yang dianggap terbesar didunia, yaitu
pemilisahan langsung Presiden dan Anggota legislative.
Siapapun Anda yang warga Indonesia harus bangga akan hal ini. Dunia saja bangga, lalu mengapa Anda tidak bangga ?